Koba (Antara Babel) - Harga komoditas lada di Pulau Bangka, Provinsi  Bangka Belitung mencapai Rp147.000 per kilo gram, seiring tingginya permintaan pasar.

"Sebelumnya harga lada hanya Rp90.000 per kilo gram, namun dalam setahun terakhir terus mengalami kenaikkan hingga menembus angka Rp147.000 per kilo gram," kata Basri petani lada Desa Jelutung, Kabupaten Bangka Tengah, Rabu.

Ia menjelaskan, kenaikan harga lada tersebut seiring  tingginya permintaan pasar terutama di kalangan pedagang pengumpul sehingga terjadi persaingan harga di pasaran.

"Sekarang ini tidak sulit menjual lada, belum panen sudah ada pedagang yang menawarkan. Tentu saya menjual kepada pedagang yang membeli dengan harga lebih tinggi," ujarnya.

Ia mengaku saat ini terdapat sekitar 600 kilo gram lada kering siap jual yang dipanen dari lahan seluas satu hektar lebih.

"Satu batang lada bisa berproduksi rata-rata satu kilo gram dalam kondisi buah normal atau tidak terkena hama penyakit," ujarnya.

Memang kata dia bertani lada saat ini sangat menguntungkan karena harga terus naik, namun para petani harus menunggu minimal tiga tahun untuk bisa berproduksi.

"Hasilnya tidak bisa didapat dalam waktu cepat, minimal tiga tahun setelah tanam baru bisa memanennya namun hasil yang didapat seimbang dengan biaya tanam dan perawatan," ujarnya.

Sementara Suritman petani lada yang lainnya mengaku saat ini terkendala mahalnya harga pupuk untuk meningkatkan produksi lada.

"Produksi lada tergantung dengan pupuk, sementara harga pupuk cukup tinggi sehingga saya menggunakan pupuk seadanya saja. Ditambah pula cuaca yang tidak menentu yang dapat mengancam hidup tanaman lada," ujarnya.

Ia mengatakan, sekarang ini warga mulai melirik lada sebagai komoditas unggulan untuk meningkatkan perekonomian karena harganya yang cukup tinggi.

"Dulu tanaman lada ditinggalkan karena harganya anjlok hingga Rp20.000 per kilo gram, sehingga warga memilih menambang bijih timah yang saat itu harganya mencapai Rp120.000 per kilo gram. Namum sekarang harga lada lebih tinggi," ujarnya.

Pewarta: Oleh Ahmadi

Editor : Aprionis


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014