Koba (Antara Babel) - Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung, gagal merealisasikan pembangunan proyek Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) senilai Rp2 miliar  di Kecamatan Sungaiselan karena sebagian masyarakat tidak setuju.

"Padahal sebelumnya sudah disosialisasikan, namun ada sebagian warga menolak dan daripada bermasalah sehingga proyek terbengkalai maka lebih baik kami stop saja," kata Bupati Bangka Tengah Erzaldi Rosman di Koba, Rabu.

Ia menjelaskan, proyek tersebut rencana akan dibangun di Sungaiselan dan sumber dana merupakan bantuan dari Australia sekitar Rp2 miliar.

"Proyek limbah cair ini sebenarnya menguntungkan daerah dan masyarakat setempat karena lingkungan menjadi bersih dan rapi," ujarnya
    
Namun, kata dia, terpaksa dihentikan karena masyarakat menolak dengan alasan limbah menimbulkan bau busuk.

"Kami tidak bisa berbuat banyak kalau warga tidak setuju. Kami tidak ingin memaksa, daripada jadi masalah lebih baik batal," ujarnya.

Ia mengatakan, IPAL dibangun dengan konsep yang sudah matang dan tidak mungkin merugikan masyarakat terutama terkait dengan pembuangan limbah.

"Selain itu, IPAL menguntungkan dari sisi ekonomi karena sampah bisa menjadi barang berharga dan memiliki nilai jual," ujarnya.

Erzaldi menyayangkan penolakan masyarakat terhadap pembangunan IPAL tersebut, padahal sebelumnya sempat setuju namun belakangan terjadi penolakan.

"Awalnya saat "orang bule" itu datang ke Sungaiselan, semua masyarakat setuju pembangunan IPAL namun belakangan ditolak. Tidak tahu lah siapa yang mengomporinya, namun yang pasti sudah batal," ujarnya.

Padahal kata dia, sulit mendapatkan dana tersebut untuk bisa dimanfaatkan di Bangka Tengah karena harus meyakinkan pihak Australia.

"Kami setengah mengemis meminta dana tersebut, sekarang sudah batal atas permintaan masyarakat yang beranggapan limbah mendatangkan bau busuk. Padahal tidak demikian, justeru membuat Sungaiselan lebih bersih dan rapi," ujarnya.

Pewarta: Oleh Ahmadi

Editor : Aprionis


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014