PLN Unit Induk Wilayah Bangka Belitung dan Pemerintah Bangka Selatan bersinergi mengolah sampah menjadi listrik melalui program waste to energy. 

Dalam program tersebut PLN, Pemkab Basel dan kelompok swadaya masyarakat (KSM) berkolaborasi mengolah sampah yang ada di masyarakat menjadi sumber energi listrik pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) untuk melistriki Pulau Tinggi, Basel. 

Melalui teknologi peyeumisasi, sampah anorganik dan organik difermentasi menjadi pelet sampah sebagai sumber energi listrik yang diolah menggunakan teknologi gasifier. 

"Sampah adalah biomasa dengan siklus produksi tercepat yaitu harian, dibandingkan dengan batubara atau kayu hutan yang butuh waktu bertahun-tahun. Dengan proses peuyeumisasi bahan bakar pelet dari sampah ini bisa dipanen dalam waktu kurang dari 5-7 hari," ujar Senior Manager KSA PLN Babel, I Gede Adhi Wiratma. 

Baca juga: PLN siapkan aplikasi New PLN Mobile

Dibutuhkan 1,2 ton sampah setiap hari untuk kebutuhan operasi listrik 24 jam di pulau tinggi. Sementara potensi massa sampah di Basel sebesar 35 ribu ton per tahun. 

Sementara Sekda Basel, Achmad Ansyori mengaku berterima kasih atas kolaborasi yang terjalin dengan PLN ini. 

"Ini adalah peluang untuk membuka lapangan pekerjaan. Masyarakat kita beri pelatihan untuk mengolah sampah menjadi pelet, hasilnya akan dibeli oleh PLN sebagai sumber energi listrik. Sebuah terobosan model bisnis dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat secara kontinyu," ujarnya. 

Dalam kesempatan ini PLN melalui program CSR PLN Peduli memberikan bantuan satu set alat pengolah sampah seperti mesin pencacah dan pembuat pelet yang diserahkan oleh Senior Manager KSA PLN Babel kepada KSM Sekar Rukun.

Baca juga: Mengaspal dengan senyap, Manajemen PLN Babel keliling kota gunakan sepeda motor listrik

Pewarta: Try M Hardi

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020