Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Belitung Timur, Kepulauan Bangka Belitung, mencatat 50 persen lebih pasangan muda memilih KB suntik sebagai alat kontrasepsi.

"Pasangan muda lebih memilih KB suntik karena kecil risiko kehamilan," kata Kepala Bidang Keluarga Berencana, Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Belitung Timur, Hayadi di Manggar, Jumat.

Ia menjelaskan hingga Mei 2020 jumlah pasangan usia subur (PUS) di Kabupaten Belitung Timur mencapai 22.930 pasangan. Dari jumlah tersebut, sekitar 18.894 pasangan menjadi akseptor KB aktif.

"Sisanya mereka belum ber-KB lantaran belum hamil atau masih ingin mempunyai keturunan. Bisa juga karena ingin nambah anak lebih dari dua," kata Hayadi.

Dari jumlah PUS yang menjadi akseptor KB aktif, Hayadi menyebutkan sekitar 62,2 persen atau 11.807 pasangan menggunakan KB suntik.

Sedangkan di urutan kedua PUS di Kabupaten Beltim memilih pil KB, dengan pengguna aktif 20,82 persen atau 3.934 pasangan.

"Murah dan mudah penggunaannya dibanding kontrasepsi lain. Apalagi pasangan tinggal pilih mau yang satu bulan atau tiga bulan. Kalau pil KB harus dikonsumsi setiap hari," jelas Hayadi.

Ia mengatakan ketersediaan alat kontrasepsi di setiap fasilitas kesehatan juga sangat menentukan pilihan dalam ber-KB.

Meski begitu, Hayadi menganjurkan setiap pasangan khusunya yang baru menggunakan alat kontrasepsi KB untuk selalu berkonsultasi baik dengan penyuluh KB, bidan, maupun dokter sebelum memilih alat kontrasepsi.

"Setiap kontrasepsi itu punya keuntungan, kekurangan dan efek samping. Makanya kita anjurkan untuk selalu berkonsultasi dengan bidan atau dokter," ujarnya.

Pewarta: Ahmadi

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020