Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki mendorong perajin lidi nipah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk dapat menciptakan berbagai kerajinan bernilai tinggi, guna meningkatkan ekspor produk UMKM di pasar dunia.
"Saya pernah melihat kerajinan tas berbahan baku rotan seharga Rp1 miliar dan lidi nipah ini bisa juga dijadikan berbagai kerajinan bernilai tinggi," kata Teten Masduki di Pangkalpinang, Selasa.
Ia mengatakan dalam meningkatkan kreatifitas perajinan lidi nipah ini perlu dorongan dan dukungan pemerintah, agar mereka tidak hanya mengekspor lidinya saja tetapi juga berbagai karya seni dan produk kerajinan lainnya seperti tas, indekor, funiture serta lainnya.
"Saya akan mencoba mencari ahli untuk melatih para perajin lidi nipah di Babel ini, agar bisa menciptakan berbagai produk kerajinan bernilai tinggi dan berdaya saing di pasar global," ujarnya.
Menurut dia Bangka Belitung kaya pohon nipah, dimana sepanjang sungai, pantai dan hutan penuh dengan pohon nipah yang belum dikelola serta dimanfaatkan dengan optimal untuk meningkatkan ekonomi sektor UMKM di tengah pendemi COVID-19.
Baca juga: Menteri Koperasi dan UKM kunjungi PLUT UMKM Babel
Baca juga: Menteri Koperasi UKM lepas ekspor 45 ton lada Babel ke Jepang
"Saya kira lebih bagus lidi nipah dibandingkan rotan, karena lidi dari pohon ini lebih kuat dibandingkan lidi-lidi lainnya," katanya.
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman Djohan mengatakan kehadiran Menteri Koperasi dan UKM ini suatu kebanggaan bagi Babel, karena dapat memotivasi masyarakat untuk meningkatkan produk dan kualitas kerajinan ini.
"Kami bersama pemerintah kabupaten dan kota terus berupaya meningkatkan produksi dan kualitas produk UMKM di tengah pendemi COVID-19 ini," katanya.
Menurut dia lidi nipah ini merupakan komoditi yang memiliki potensi yang sangat besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Ini merupakan potensi yang harus terus didukung, apalagi keberadaan pohon nipah sangat banyak yang tumbuh di sepanjang sungai, pantai dan hutan rawa-rawa," katanya.
Baca juga: Menteri Koperasi dan UKM lepas ekspor lidi nipah Babel ke Nepal
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020
"Saya pernah melihat kerajinan tas berbahan baku rotan seharga Rp1 miliar dan lidi nipah ini bisa juga dijadikan berbagai kerajinan bernilai tinggi," kata Teten Masduki di Pangkalpinang, Selasa.
Ia mengatakan dalam meningkatkan kreatifitas perajinan lidi nipah ini perlu dorongan dan dukungan pemerintah, agar mereka tidak hanya mengekspor lidinya saja tetapi juga berbagai karya seni dan produk kerajinan lainnya seperti tas, indekor, funiture serta lainnya.
"Saya akan mencoba mencari ahli untuk melatih para perajin lidi nipah di Babel ini, agar bisa menciptakan berbagai produk kerajinan bernilai tinggi dan berdaya saing di pasar global," ujarnya.
Menurut dia Bangka Belitung kaya pohon nipah, dimana sepanjang sungai, pantai dan hutan penuh dengan pohon nipah yang belum dikelola serta dimanfaatkan dengan optimal untuk meningkatkan ekonomi sektor UMKM di tengah pendemi COVID-19.
Baca juga: Menteri Koperasi dan UKM kunjungi PLUT UMKM Babel
Baca juga: Menteri Koperasi UKM lepas ekspor 45 ton lada Babel ke Jepang
"Saya kira lebih bagus lidi nipah dibandingkan rotan, karena lidi dari pohon ini lebih kuat dibandingkan lidi-lidi lainnya," katanya.
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman Djohan mengatakan kehadiran Menteri Koperasi dan UKM ini suatu kebanggaan bagi Babel, karena dapat memotivasi masyarakat untuk meningkatkan produk dan kualitas kerajinan ini.
"Kami bersama pemerintah kabupaten dan kota terus berupaya meningkatkan produksi dan kualitas produk UMKM di tengah pendemi COVID-19 ini," katanya.
Menurut dia lidi nipah ini merupakan komoditi yang memiliki potensi yang sangat besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Ini merupakan potensi yang harus terus didukung, apalagi keberadaan pohon nipah sangat banyak yang tumbuh di sepanjang sungai, pantai dan hutan rawa-rawa," katanya.
Baca juga: Menteri Koperasi dan UKM lepas ekspor lidi nipah Babel ke Nepal
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020