Pangkalpinang (Antara Babel) - Anggota Komisi VI DPR RI Bambang Haryo menyatakan prihatin atas turunnya produktivitas lada di Provinsi Bangka Belitung akibat menurunnya minat masyarakat setempat untuk berprofesi sebagai petani lada.

"Permasalahan lada di Bangka Belitung ini persoalan krusial yang harus diperjuangkan. Pada 2003, lada Bangka Belitung ini sempat memasok 80 persen kebutuhan lada di pasar dunia, sekarang turun menjadi 20 persen," ujarnya di Pangkalpinang, Kamis.

Ia mengatakan, lada Bangka Belitung yang dikenal dengan sebutan Muntok White Paper merupakan lada dengan cita rasa terbaik di dunia sehingga disayangkan bila produktivitasnya menurun.

"Dari hasil diskusi dengan Badan Pengelolaan, Pengembangan dan Pemasaran Lada (BP3L) Babel, pada 2003 produktivitas lada di Babel mencapai 70 ribu ton, sekarang turun di bawah 10 ribu ton. Maka kondisi ini harus kami tindak lanjuti dalam rapat dengar pendapat dengan mitra terkait di Senayan," katanya.

Menurut dia, pihaknya akan mendesak pemerintah pusat mengeluarkan sebuah aturan agar budaya perkebunan lada dapat di tingkatkan di Provinsi Bangka Belitung.  
       
"Pemerintah provinsi juga harus mengambil langkah cepat untuk menunjang komoditas ini. Indonesia, khususnya Bangka Belitung pernah menjadi pemasok terbesar lada di pasar dunia. Ini harus dikembalikan lagi," ujarnya.

Yusuf, petani lada asal Kabupaten Bangka Selatan, mengatakan, turunnya animo masyarakat untuk menanam lada akibat anjloknya harga lada beberapa tahun yang lalu.

"Masyarakat kemudian beralih menjadi penambang timah yang lebih cepat menghasilkan uang. Ada juga yang beralih menjadi petani sawit dan karet," katanya.

Namun saat ini, tambah dia, minat warga khususnya di kabupaten untuk menanam lada mulai tumbuh, seiring mulai membaiknya harga lada.

"Sekarang harganya Rp160 ribu perkilogram, sudah lumayan meskipun belum begitu tinggi. Dan kami berharap para wakil rakyat mau membantu petani agar harga lada tidak jatuh lagi," katanya.

Pewarta: Oleh: Leo Oktaviano

Editor : Aprionis


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014