Pangkalpinang (Antara Babel) - Petani lada di Provinsi Bangka Belitung meminta anggota DPR RI memperjuangkan aturan yang memperbolehkan petani setempat menebang kayu junjung di kawasan hutan pada provinsi itu sebagai kayu penunjang pertumbuhan tanaman lada.

"Kami meminta kalau bisa dilegalkan Pak. Kami kesulitan mencari kayu junjung untuk penyangga lada, karena kebanyakan kayu ada di kawasan hutan produksi," ujar petani lada, Yusuf, saat berdialog dengan anggota Komisi VI DPR RI, di Pangkalpinang, Kamis.

Ia mengatakan, untuk menanam lada diperlukan kayu junjung atau kayu penyangga tanaman lada yang tumbuh merambat. Umumnya, petani setempat menggunakan kayu jenis Mengkeris, Pelangas dan Gelam sebagai penyangga.

"Kami juga meminta untuk ketersediaan pupuk subsidi diperhatikan pak, agar kami tidak kesulitan mencari pupuk subsidi. Penggunaan pupuk untuk lada cukup besar, mencapai 1,5 kilogram per batang," katanya.  
       
Petani lada asal Kabupaten Bangka Selatan ini juga meminta, DPR RI dapat mengawasi penerbitan izin perkebunan kelapa sawit di Bangka Belitung, agar tidak menghabiskan lahan yang dapat dipergunakan warga untuk berkebun lada.

"Memang di daerah kami masih sedikit pak, tapi kami mendengar sudah ada rencana perusahaan membuka kebun sawit di Bangka Selatan. Kami hanya meminta jangan sampai menggeser perkebunan lada kami," ujarnya.

Anggota Komisi VI DPR RI, Bambang Haryo, mengatakan, akan memperjuangkan seluruh aspirasi petani lada di provinsi itu. Menurutnya, Bangka Belitung harus kembali menjadi pemasok lada terbesar di dunia, seperti pada 2003 silam.

"Untuk pupuk, kami akan memanggil perusahaan pupuk yang ada dibawah BUMN, seperti Petrokimia. Kami akan meminta suplai pupuk subdisi di Bangka Belitung ini jangan sampai kekurangan," katanya.

Ia juga berpesan, agar petani lada tidak beralih menjadi penambang timah, karena timah merupakan sumber daya alam yang akan habis keberadaannya dan juga merusak lingkungan.

"Sedangkan lada akan terus lestari apalagi lada Bangka Belitung ini selalu menjadi kebutuhan pasar dunia," katanya.

Pewarta: Oleh: Leo Oktaviano

Editor : Aprionis


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014