Koba (Antara Babel) - Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung, menerima penghargaan peduli hak asasi manusia karena dinilai daerah yang selalu menjunjung tinggi dan melindungi HAM.
"Penghargaan ini sudah kami terima dua tahun berturut-turut dari Kementerian Hukum dan HAM," kata Sekretaris Daerah Pemkab Bangka Tengah Ibnu Saleh di Koba, Senin.
Ia menjelaskan penghargaan itu diraih karena berhasil mendapatkan nilai 10 dari delapan kategori yang menjadi penilaian yaitu hak hidup, hak mengembangkan diri, hak kesejahteraan, hak rasa aman, dan hak perempuan.
"Misalnya hak hidup, angka kematian bayi dan ibu melahirkan menurun dan bahkan dibilang tidak ada, begitu juga hak mengembangkan diri usia 7-12 tahun semuanya masuk sekolah dasar," jelasnya.
Sementara kata dia hak rasa aman di daerah ini jumlah demonstran yang bersikap anarkis bisa dikatakan tidak ada.
"Penghargaan ini bukan berarti membuat harus berbangga, tetapi menjadi tantangan untuk meningkatkan pelayanan terutam berkaitan dengan Ham," ujarnya.
Menurut dia, mempertahankan itu lebih sulit dibandingkan mendapatkannya, maka ke depan terus ditingkatkan pelayanan, terutama soal hak-hak warga.
"Penghargaan ini diraih karena dukungan berbagau pihak, baik kalangan orang tua, organisasi kemasyarakat dan aparat keamanan," ujarnya.
Ia mengatakan, penghargaan itu merupakan penghargaan bersama dan bentuk apresiasi atas kerja keras seluruh elemen masyarakat dalam menjunjung tinggi hak asasi manusia di daerah itu.
"Kami berharap tahun depan juga meraih penghargaan yang sama, bentuk pengakuan bahwa daerah ini benar-benar peduli terhadap hak asasi manusia," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014
"Penghargaan ini sudah kami terima dua tahun berturut-turut dari Kementerian Hukum dan HAM," kata Sekretaris Daerah Pemkab Bangka Tengah Ibnu Saleh di Koba, Senin.
Ia menjelaskan penghargaan itu diraih karena berhasil mendapatkan nilai 10 dari delapan kategori yang menjadi penilaian yaitu hak hidup, hak mengembangkan diri, hak kesejahteraan, hak rasa aman, dan hak perempuan.
"Misalnya hak hidup, angka kematian bayi dan ibu melahirkan menurun dan bahkan dibilang tidak ada, begitu juga hak mengembangkan diri usia 7-12 tahun semuanya masuk sekolah dasar," jelasnya.
Sementara kata dia hak rasa aman di daerah ini jumlah demonstran yang bersikap anarkis bisa dikatakan tidak ada.
"Penghargaan ini bukan berarti membuat harus berbangga, tetapi menjadi tantangan untuk meningkatkan pelayanan terutam berkaitan dengan Ham," ujarnya.
Menurut dia, mempertahankan itu lebih sulit dibandingkan mendapatkannya, maka ke depan terus ditingkatkan pelayanan, terutama soal hak-hak warga.
"Penghargaan ini diraih karena dukungan berbagau pihak, baik kalangan orang tua, organisasi kemasyarakat dan aparat keamanan," ujarnya.
Ia mengatakan, penghargaan itu merupakan penghargaan bersama dan bentuk apresiasi atas kerja keras seluruh elemen masyarakat dalam menjunjung tinggi hak asasi manusia di daerah itu.
"Kami berharap tahun depan juga meraih penghargaan yang sama, bentuk pengakuan bahwa daerah ini benar-benar peduli terhadap hak asasi manusia," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014