Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitun, menggelar pameran bonsai terbatas sebagai salah satu upaya mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif di tengah pandemi COVID-19.
"Kami lakukan pameran terbatas dengan peserta pegiat bonsai lokal untuk mengurangi risiko penularan atau penyebaran virus dan tetap mengedepankan aturan kesehatan yang berlaku kepada seluruh pengunjung," kata Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat, Bambang Haryo Suseno di Mentok, Rabu.
Ia mengatakan, bonsai merupakan salah satu usaha yang masuk dalam sektor ekonomi kreatif dan memiliki peluang untuk menjadi salah satu sumber pendapatan masyarakat, terutama para pegiat bonsai di daerah itu.
Menurut dia, kesenangan memelihara dan merawat bonsai bisa menjadi peluang usaha karena penggemar tanaman bonsai cukup banyak, baik di dalam maupun luar daerah, bahkan hingga mancanegara.
"Peluang usaha cukup bagus, pasar juga memungkinkan untuk ditembus para pegiat bonsai lokal dan Pulau Bangka memiliki beberapa tanaman endemik yang memiliki peluang untuk bersaing dengan tanaman daerah lain," katanya.
Pada pameran yang rencananya digelar selama 10 hari tersebut, beberapa tanaman bonsai dari jenis beringin, jeruk kingkit, cemara, sapusapu, bougenvile dan jenis wacang atau batang jenis wahong berdaun sancang dipamerkan rapi di halaman Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bangka Barat.
"Sebanyak 75 buah bonsai dipajang dalam pameran ini, ini juga bertepatan dengan peringatan ulang tahun Kemerdekaan Republik yang ke-75," katanya.
Ia berharap tumbuhnya pelaku dan pegiat bonsai bisa menjadi salah satu alternatif masyarakat untuk meningkatkan perekonomian keluarga dan daerah.
"Para anggota komunitas kami harapkan juga ikut bergerak untuk membantu masyarakat keluar dari kelesuan ekonomi akibat pandemi COVID-19 saat ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020
"Kami lakukan pameran terbatas dengan peserta pegiat bonsai lokal untuk mengurangi risiko penularan atau penyebaran virus dan tetap mengedepankan aturan kesehatan yang berlaku kepada seluruh pengunjung," kata Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat, Bambang Haryo Suseno di Mentok, Rabu.
Ia mengatakan, bonsai merupakan salah satu usaha yang masuk dalam sektor ekonomi kreatif dan memiliki peluang untuk menjadi salah satu sumber pendapatan masyarakat, terutama para pegiat bonsai di daerah itu.
Menurut dia, kesenangan memelihara dan merawat bonsai bisa menjadi peluang usaha karena penggemar tanaman bonsai cukup banyak, baik di dalam maupun luar daerah, bahkan hingga mancanegara.
"Peluang usaha cukup bagus, pasar juga memungkinkan untuk ditembus para pegiat bonsai lokal dan Pulau Bangka memiliki beberapa tanaman endemik yang memiliki peluang untuk bersaing dengan tanaman daerah lain," katanya.
Pada pameran yang rencananya digelar selama 10 hari tersebut, beberapa tanaman bonsai dari jenis beringin, jeruk kingkit, cemara, sapusapu, bougenvile dan jenis wacang atau batang jenis wahong berdaun sancang dipamerkan rapi di halaman Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bangka Barat.
"Sebanyak 75 buah bonsai dipajang dalam pameran ini, ini juga bertepatan dengan peringatan ulang tahun Kemerdekaan Republik yang ke-75," katanya.
Ia berharap tumbuhnya pelaku dan pegiat bonsai bisa menjadi salah satu alternatif masyarakat untuk meningkatkan perekonomian keluarga dan daerah.
"Para anggota komunitas kami harapkan juga ikut bergerak untuk membantu masyarakat keluar dari kelesuan ekonomi akibat pandemi COVID-19 saat ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020