Ketua Pengurus Ikatan Dokter Indonesia wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Adi Sucipto mengimbau kepada seluruh masyarakat di daerah itu agar tidak panik dan tetap tenang serta terus mematuhi protokol kesehatan COVID-19 menyusul terjadinya eskalasi pasien wabah tersebut.

"Peningkatan jumlah pasien tidak hanya terjadi di Pulau Jawa dan Bali, tapi sudah ke semua daerah se Indonesia, sehingga berdampak ke perekonomian masyarakat, pelaku usaha dan UMKM. Untuk itu masyarakat tidak perlu panik, namun harus tetap mematuhi protokol kesehatan," katanya di Pangkalpinang, Sabtu.

Ia juga berharap dengan adanya eskalasi pasien COVID-19 tersebut, kondisi kesehatan dan ekonomi masyarakat harus tetap bisa jalan bersamaan dan jangan sampai ada yang dirugikan.

"Patokan kita tetap pusat (Gugus tugas), tapi bagaimana kita yang di daerah memodifikasi sesuai dengan kondisi di sini. Kalau bisa kesehatan dan ekonomi berjalan bersamaan," katanya. 

Menurutnya kalau sampai terjadi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) maka akan banyak dirugikan, jadi intinya bagaimana kita bisa berkerja sama dan berkoordinasi agar ini jangan sampai terjadi.

"Kita harus berkerja sama dan berkoordinasi, jangan sampai terjadi PSBB atau Lockdown karena akan banyak yang dirugikan," katanya 

Terkait hal ini, pihaknya yang terdiri dari dokter, tenaga kesehatan dan perawat akan terus berkerja 24 jam. Selain itu, rumah sakit pun siap dan tidak ada istilah menolak pasien yang sakit.

"Memang saat ini rumah sakit penuh, walaupun dokter, tenaga kesehatan dan perawat berkerja 24 jam. Tolong masyarakat jangan sakit atau tertular, makanya masyarakat harus patuhi protokol kesehatan," ujarnya.

Dikatakannya, saat ini protokol kesehatan bukan lagi 3M,  namun harus 5M yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas

"Jadi dengan ini para pelaku usaha dan UMKM juga harus berkerjasama dengan cara membatasi kapasitas dan jam operasional agar tidak terus terjadi peningkatan, usaha tetap jalan tapi kesehatan juga terjaga," jelasnya.

Ia juga meminta kepada masyarakat untuk tetap meningkatkan kesadaran dalam membantu mencegah penyebaran virus ini, jangan semuanya dibebankan ke tenaga kesehatan, sehingga tidak terus terjadi permasalahan yang mengakibatkan masyarakat dan tenaga kesehatan dirugikan.

"Bagaimana yang sehat jangan sakit, yang sakit kita bawa ke rumah sakit agar bisa dirawat dan menekan terjadinya angka kematian," katanya.

Adi juga meminta kepada pemilik usaha agar harus mengerti kondisi saat ini, seperti jam operasional dan kapasitas dibatasi, supaya jangan sampai COVID-19 meningkat dan semuanya juga yang dirugikan.

"Sudah saatnya kita berkerjasama mulai dari pihak pelaku usaha, UMKM dan tenaga kesehatan agar bisa bersama-sama kita tertib dan semuanya bisa berjalan. Jika tertib dan mematuhi aturan, maka semuanya berjalan lancar, usaha tetap buka dan angka COVID-19 pun menurun," katanya.

Selain itu, Ia juga mengimbau kepada masyarakat yang terkonfirmasi positif COVID-19 agar berterus terang, sehingga tidak menyebarkan virus tersebut ke orang lain.

"Harus ada tranparan dan terbuka, bukan berarti kita menyebarkan luaskan tapi ini tracking untuk menjaga. COVID-19 ini wabah bukan aib, jadi pasien positif harus transparan dan terbuka agar bisa ditracking untuk menjaga jangan sampai ini semakin meluas," ujarnya.

Dikatakannya, jika sudah terpapar COVID-19 jangan ditutup-tutupi, karena Presiden Amerika, Prancis dan Gubernur DKI juga dipublikasi bahwa dirinya terpapar COVID-19.

"Justru dengan adanya keterbukaan ini akan mempercepat pemutusan mata rantai COVID-19. Untuk itu jangan disembunyikan," katanya.

Menurutnya, dengan adanya transparan dan keterbukan ini, dapat mempermudah mentracking berapa jumlah keluarganya dan rekan-rekan yang kontak dengan pasien COVID-19.

Pewarta: Try M Hardi

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021