Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), akan menjadikan wisata virtual sebagai salah satu alternatif dalam pengembangan pariwisata.
"Masa pandemi COVID-19 menuntut kebiasaan baru, begitu juga dalam pembangunan kepariwisataan agar bisa terus berjalan dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan," kata Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat Bambang Haryo Suseno di Mentok, Minggu.
Menurut dia, pembatasan jumlah orang berkumpul dan kebijakan pengetatan orang yang datang ke daerah itu guna pencegahan penularan COVID-19 berdampak cukup besar terhadap kepariwisataan daerah.
"Kebijakan ini perlu disikapi dengan baik dan menuntut kita kreatif dalam pembangunan pariwisata, salah satunya menggunakan media dalam jaringan," katanya.
Virtual tour atau wisata secara virtual dengan memanfaatkan teknologi jaringan internet sudah pernah dilaksanakan pada tahun sebelumnya yang dilaksanakan salah satu komunitas di daerah itu.
Pada 2020 komunitas Heritage Tionghoa of Bangka (Hetika) telah menggelar virtual tour Rumah Mayor Tjung A Thiam yang dikemas cukup menarik dan laku dijual.
"Menggunakan konsep virtual, produk wisata ini menjadi produk yang aman dan nyaman ditawarkan, bisa menjadi alternatif baru dalam pembangunan pariwisata," katanya.
Bambang mengatakan pada 2021 tidak menutup kemungkinan produk wisata sejarah, wisata budaya, dan wisata alam lainnya, di Bangka Barat dapat menerapkan strategi tersebut.
"Kami terus menjalin komunikasi dengan sejumlah komunitas dan kelompok yang bergerak di bidang pariwisata guna merancang rencana tersebut," katanya.
Selain dalam pengembangan pariwisata, pola virtual juga sudah dicoba dalam pembangunan kebudayaan dengan memberikan kesempatan kepada para pelaku seni tetap berkesenian.
"Pada 2020 kami bersama Dewan Kesenian Bangka Barat telah melaksanakan kegiatan art from home berupa gerakan berkesenian dari rumah," katanya.
Kegiatan itu merupakan salah satu upaya dalam menciptakan wadah berkarya lewat seni di tengah batasan berkumpul dan dinilai berhasil menjadi ruang baru dalam berkesenian.
"Meskipun dalam berbagai keterbatasan, namun kami tetap yakin beberapa pola yang sudah ada akan tetap mampu memberikan dampak positif, minimal pariwisata di daerah ini bisa bertahan di tengah pandemi yang masih berlangsung," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021
"Masa pandemi COVID-19 menuntut kebiasaan baru, begitu juga dalam pembangunan kepariwisataan agar bisa terus berjalan dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan," kata Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat Bambang Haryo Suseno di Mentok, Minggu.
Menurut dia, pembatasan jumlah orang berkumpul dan kebijakan pengetatan orang yang datang ke daerah itu guna pencegahan penularan COVID-19 berdampak cukup besar terhadap kepariwisataan daerah.
"Kebijakan ini perlu disikapi dengan baik dan menuntut kita kreatif dalam pembangunan pariwisata, salah satunya menggunakan media dalam jaringan," katanya.
Virtual tour atau wisata secara virtual dengan memanfaatkan teknologi jaringan internet sudah pernah dilaksanakan pada tahun sebelumnya yang dilaksanakan salah satu komunitas di daerah itu.
Pada 2020 komunitas Heritage Tionghoa of Bangka (Hetika) telah menggelar virtual tour Rumah Mayor Tjung A Thiam yang dikemas cukup menarik dan laku dijual.
"Menggunakan konsep virtual, produk wisata ini menjadi produk yang aman dan nyaman ditawarkan, bisa menjadi alternatif baru dalam pembangunan pariwisata," katanya.
Bambang mengatakan pada 2021 tidak menutup kemungkinan produk wisata sejarah, wisata budaya, dan wisata alam lainnya, di Bangka Barat dapat menerapkan strategi tersebut.
"Kami terus menjalin komunikasi dengan sejumlah komunitas dan kelompok yang bergerak di bidang pariwisata guna merancang rencana tersebut," katanya.
Selain dalam pengembangan pariwisata, pola virtual juga sudah dicoba dalam pembangunan kebudayaan dengan memberikan kesempatan kepada para pelaku seni tetap berkesenian.
"Pada 2020 kami bersama Dewan Kesenian Bangka Barat telah melaksanakan kegiatan art from home berupa gerakan berkesenian dari rumah," katanya.
Kegiatan itu merupakan salah satu upaya dalam menciptakan wadah berkarya lewat seni di tengah batasan berkumpul dan dinilai berhasil menjadi ruang baru dalam berkesenian.
"Meskipun dalam berbagai keterbatasan, namun kami tetap yakin beberapa pola yang sudah ada akan tetap mampu memberikan dampak positif, minimal pariwisata di daerah ini bisa bertahan di tengah pandemi yang masih berlangsung," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021