Mentok, Babel (ANTARA) - Dewan Kesenian Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, akan menggelar kegiatan musik untuk mengenang sosok sastrawan pujangga baru Hamidah.
"Kegiatan pementasan seni musik yang akan kami gelar pada hari Sabtu (29/6) di halaman Museum Timah Indonesia Mentok tersebut kami harapkan mampu memberi alternatif hiburan masyarakat," kata Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Bangka Barat Bambang Haryo Suseno di Mentok, Minggu (23/6).
Menurut dia, pementasan musik yang akan menampilkan kelompok Aurora sebagai pengisi acara utama tersebut merupakan salah satu wadah yang disediakan Dewan Kesenian Kabupaten Bangka Barat untuk mengasah keterampilan sekaligus memberi ruang berkreasi.
Mengenang sosok Hamidah yang diambil sebagai tema diharapkan mampu mengenalkan sekaligus mengingatkan kembali seorang penulis yang aktif berkarya pada masa Pujangga Baru.
"Kami berharap melalui sajian musik yang ditampilkan bisa memberikan referensi baru berkesenian kepada para musisi muda di daerah itu sekaligus mengenal lebih jauh sosok Hamidah," katanya.
Hamidah yang memiliki nama asli Fatimah Hasan Delais lahir di Mentok pada tanggal 8 Juni 1914 dan aktif menulis sastra hingga akhir hayatnya, 8 Mei 1953.
Salah satu novel karya Hamidah berjudul Kehilangan mestika diterbitkan pertama kali pada tahun 1935, kemudian dicetak ulang pada tahun 1937, 1949, 1954, 1957, dan cetakan keenam pada tahun 1963. Pada cetakan kelima dan enam, novel dicetak sebanyak 10.000 eksemplar dan habis terjual selama 2 tahun.
Selain menulis novel, Hamidah juga menulis puisi, antara lain, puisi berjudul Berpisah (Pujangga Baru, 1935 dan Panji Pustaka 1935), Kekalkah? (Pujangga Baru, 1935), kumpulan puisi bersama dengan para sastrawan Pujangga Baru, 1963), Seserpih pinang sepucuk sirih (Toeti Heraty, 1979), Tonggak 1 (Linus Suryadi AG, 1987), dan Ungu: Antologi puisi wanita penyair Indonesia.
Novel Kehilangan Mestika merupakan karya yang ditulis pada saat Hamidah berumur 19 tahun. ***3***