Muntok, 10/2 (AntaraBabel) - Pengelola Mercusuar Tanjung Kalian Muntok, Provinsi Bangka Belitung, berupaya menata ulang pedagang kaki lima yang berada di lokasi itu, sekaligus dalam upaya memberikan kenyamanan bagi pengunjung.
"Selain agar tidak mengganggu operasional navigasi menara suar, penataan ulang pedagang ini juga kami harapkan bisa meningkatkan kenyamanan pengunjung atau wisatawan yang ingin menikmati keindahan pantai," ujar Penanggung jawab Mercusuar Tanjung Kalian Sudarman di Muntok, Minggu.
Ia menjelaskan, dalam penataan ulang sejumlah pedagang yang biasa menggelar dagangannya di lingkungan menara suar peninggalan zaman Belanda itu, pihak navigasi sudah menyediakan tempat cukup luas yang berada di kanan dan kiri bangunan.
Sudarman yang juga menjabat sebagai Kepala Teknisi Menara suar itu mengatakan, langkah penataan ulang ini dalam upaya memberikan kesempatan bagi pedagang untuk mengembangkan ekonominya, sekaligus menyemarakkan salah satu tempat tujuan wisata utama Kota Muntok itu.
"Ini salah satu wujud kepedulian kami mewadahi para pedagang yang ada dan menatanya agar lebih tertib, enak dipandang mata dan menghilangkan kesan kotor tepat di depan bangunan menara suar," ujarnya.
Menurut aturan yang berlaku, kata dia, di lingkungan menara suar memang tidak diizinkan untuk melakukan aktivitas apapun, namun atas dasar kemanusiaan pihaknya memberikan izin itu dengan syarat tidak mendirikan bangunan permanen atau semi permanen.
"Silakan mendirikan bangunan, asal tidak permanen dan akan lebih baik lagi jika pemkab setempat memfasilitasinya dengan bangunan yang lebih layak demi menunjang sektor pariwisata daerah," katanya.
Dengan bentuk bangunan tenda bongkar pasang dan mencerminkan budaya Bangka Barat, katanya, bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan lokal dan luar daerah yang datang ke mercusuar yang dibangun 1862 yang memiliki ketinggian 65 meter dan terdiri dari 16 lantai itu.
"Kami beri mereka kesempatan untuk mendirikan lapak-lapak sendiri di tempat yang sudah disediakan, jika sudah selesai akan kami data ulang dan akan kami serahkan ke pihak kelurahan setempat sebagai bukti pedagang itulah yang diizinkan menggelar dagangan di situ," kata dia.
Setelah itu, kata dia, berdasarkan kesepakatan beberapa waktu lalu tidak ada lagi pedagang yang diizinkan masuk ke kawasan tersebut
"Kami berharap penataan ulang pedagang ini bisa bermanfaat bagi pedagang agar lebih laku dan persaingan menjadi sehat karena berada dalam satu tempat dan memiliki kesempatan sama, sementara bagi pemkab diharapkan bisa membantu peningkatan jumlah pengunjung dan memberi nilai tambah dalam rencana mewujudkan Kota Muntok meraih Piala Adipura," kata dia.
Selain itu. kata dia, dengan langkah positif tersebut diharapkan pula bisa mengoptimalkan kenyamanan bagi pengunjung yang biasa santai di gazebo atau pinggi pantai yang berda di depan bangunan menara suar.
"Jangan dilihat dampak peningkatan ekonominya sekarang, nanti beberapa bulan ke depan jika sudah terlihat rapi tentu akan semakin banyak pengunjung datang dan tenntunya akan menambah pendapatan pedagang itu sendiri," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013
"Selain agar tidak mengganggu operasional navigasi menara suar, penataan ulang pedagang ini juga kami harapkan bisa meningkatkan kenyamanan pengunjung atau wisatawan yang ingin menikmati keindahan pantai," ujar Penanggung jawab Mercusuar Tanjung Kalian Sudarman di Muntok, Minggu.
Ia menjelaskan, dalam penataan ulang sejumlah pedagang yang biasa menggelar dagangannya di lingkungan menara suar peninggalan zaman Belanda itu, pihak navigasi sudah menyediakan tempat cukup luas yang berada di kanan dan kiri bangunan.
Sudarman yang juga menjabat sebagai Kepala Teknisi Menara suar itu mengatakan, langkah penataan ulang ini dalam upaya memberikan kesempatan bagi pedagang untuk mengembangkan ekonominya, sekaligus menyemarakkan salah satu tempat tujuan wisata utama Kota Muntok itu.
"Ini salah satu wujud kepedulian kami mewadahi para pedagang yang ada dan menatanya agar lebih tertib, enak dipandang mata dan menghilangkan kesan kotor tepat di depan bangunan menara suar," ujarnya.
Menurut aturan yang berlaku, kata dia, di lingkungan menara suar memang tidak diizinkan untuk melakukan aktivitas apapun, namun atas dasar kemanusiaan pihaknya memberikan izin itu dengan syarat tidak mendirikan bangunan permanen atau semi permanen.
"Silakan mendirikan bangunan, asal tidak permanen dan akan lebih baik lagi jika pemkab setempat memfasilitasinya dengan bangunan yang lebih layak demi menunjang sektor pariwisata daerah," katanya.
Dengan bentuk bangunan tenda bongkar pasang dan mencerminkan budaya Bangka Barat, katanya, bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan lokal dan luar daerah yang datang ke mercusuar yang dibangun 1862 yang memiliki ketinggian 65 meter dan terdiri dari 16 lantai itu.
"Kami beri mereka kesempatan untuk mendirikan lapak-lapak sendiri di tempat yang sudah disediakan, jika sudah selesai akan kami data ulang dan akan kami serahkan ke pihak kelurahan setempat sebagai bukti pedagang itulah yang diizinkan menggelar dagangan di situ," kata dia.
Setelah itu, kata dia, berdasarkan kesepakatan beberapa waktu lalu tidak ada lagi pedagang yang diizinkan masuk ke kawasan tersebut
"Kami berharap penataan ulang pedagang ini bisa bermanfaat bagi pedagang agar lebih laku dan persaingan menjadi sehat karena berada dalam satu tempat dan memiliki kesempatan sama, sementara bagi pemkab diharapkan bisa membantu peningkatan jumlah pengunjung dan memberi nilai tambah dalam rencana mewujudkan Kota Muntok meraih Piala Adipura," kata dia.
Selain itu. kata dia, dengan langkah positif tersebut diharapkan pula bisa mengoptimalkan kenyamanan bagi pengunjung yang biasa santai di gazebo atau pinggi pantai yang berda di depan bangunan menara suar.
"Jangan dilihat dampak peningkatan ekonominya sekarang, nanti beberapa bulan ke depan jika sudah terlihat rapi tentu akan semakin banyak pengunjung datang dan tenntunya akan menambah pendapatan pedagang itu sendiri," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013