Pemerintah Kabupaten Belitung melalui Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perdagangan dan Tenaga Kerja Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mencatat sebanyak 480,5 ton lada biji dari Belitung dikirim ke luar daerah sepanjang tahun 2020.
"Total pengiriman yang tercatat per perusahaan melalui Surat Izin Pengiriman Antar Daerah (SIPAD) komoditi lada sebanyak 480,5 ton," kata Kepala Bidang Usaha Perdagangan DKUKMPTK Belitung, Rita Yuliani di Tanjung Pandan, Rabu.
Menurut dia, pengiriman lada tersebut dilakukan oleh dua perusahaan yaitu CV Anugerah Alam Makmur sebanyak 472 ton dengan tujuan Pangkal Pinang dan Koperasi Plasma Kacang Butor sebanyak 8,5 ton tujuan Jakarta.
"Kalau pengiriman dari pihak Koperasi Plasma Kacang Butor tercatat hanya satu kali pengiriman pada bulan September kami tidak tahu mengapa apakah produksi tidak ada atau permintaan sepi," ujarnya.
Rita menyayangkan, sejauh ini masih banyak ditemukan perusahaan bahkan oknum yang bergerak dalam pengirim lada tidak mengurus SIPAD dalam pengirimannya sehingga tidak tercatat berapa jumlah komoditi tersebut yang dikirim ke luar daerah.
Padahal disamping itu, pengurusan SIPAD sangat penting dilakukan oleh pihak pengirim guna mendata berapa jumlah komoditi yang telah dikirimkan dari Belitung ke luar daerah.
"Misalnya untuk pengiriman ikan dan olahan hasil laut lainnya dari Belitung sejauh ini cukup terdata dengan baik misalnya produk ikan asin, ikan basah dan olah lainnya yang dominan dikirim ke Jakarta," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021
"Total pengiriman yang tercatat per perusahaan melalui Surat Izin Pengiriman Antar Daerah (SIPAD) komoditi lada sebanyak 480,5 ton," kata Kepala Bidang Usaha Perdagangan DKUKMPTK Belitung, Rita Yuliani di Tanjung Pandan, Rabu.
Menurut dia, pengiriman lada tersebut dilakukan oleh dua perusahaan yaitu CV Anugerah Alam Makmur sebanyak 472 ton dengan tujuan Pangkal Pinang dan Koperasi Plasma Kacang Butor sebanyak 8,5 ton tujuan Jakarta.
"Kalau pengiriman dari pihak Koperasi Plasma Kacang Butor tercatat hanya satu kali pengiriman pada bulan September kami tidak tahu mengapa apakah produksi tidak ada atau permintaan sepi," ujarnya.
Rita menyayangkan, sejauh ini masih banyak ditemukan perusahaan bahkan oknum yang bergerak dalam pengirim lada tidak mengurus SIPAD dalam pengirimannya sehingga tidak tercatat berapa jumlah komoditi tersebut yang dikirim ke luar daerah.
Padahal disamping itu, pengurusan SIPAD sangat penting dilakukan oleh pihak pengirim guna mendata berapa jumlah komoditi yang telah dikirimkan dari Belitung ke luar daerah.
"Misalnya untuk pengiriman ikan dan olahan hasil laut lainnya dari Belitung sejauh ini cukup terdata dengan baik misalnya produk ikan asin, ikan basah dan olah lainnya yang dominan dikirim ke Jakarta," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021