Pangkalpinang (ANTARA) - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyarankan Pemerintah Kabupaten Belitung membangun pusat studi lada putih, guna meningkatkan produksi dan ekspor komoditas itu.
"Pembentukan pusat studi lada ini penting untuk meningkatkan hasil panen dan kualitas lada putih untuk pasar dunia," kata Kepala Kanwil DJPb Kemenkeu Kepulauan Babel Syukriah saat menerima kunjungan Bupati Belitung di Pangkalpinang, Babel, Selasa.
Ia mengatakan hasil pertemuan dengan eksportir dan kelompok tani lada putih, diketahui produksi lada petani di Kepulauan Babel semakin berkurang sehingga eksportir kesulitan memenuhi permintaan pasar dunia yang tinggi.
"Petani sulit meningkatkan produksi lada karena biaya pengeluaran yang cukup besar untuk pembelian pupuk yang tidak diimbangi dengan harga jual yang diterima oleh para petani lada," katanya.
Selain itu, kebutuhan junjung atau tonggak kayu untuk merambatnya tanaman lada juga harga belinya juga masih tergolong mahal.
"Berkurangnya lahan perkebunan lada akibat perambahan penambangan timah liar dan faktor cuaca juga menjadi faktor penentu yang mempengaruhi rendahnya pasokan dari para petani," katanya.
Ia berharap pemerintah daerah proaktif menyampaikan data terkait komoditas lada dan program lainnya, agar informasi tersebut dapat disampaikan dalam berbagai pembahasan pembangunan daerah ini.
Bupati Belitung Djoni Alamsyah Hidayat mengatakan Pemkab Belitung terus berupaya meningkatkan produksi lada putih petani.
"Kami berencana melakukan kajian mendalam untuk memahami penyebab penurunan produktivitas lada. Dengan biaya produksi yang relatif sama, hasil panen lada saat ini cenderung lebih sedikit," katanya.
Ia berharap dengan adanya kajian ini, hasil panen lada per pohon menjadi minimal satu kilogram untuk menjaga daya saing di pasar global," katanya.
