Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Bangka Belitung menggelar rapat koordinasi (Rakor) langkah-langkah strategis percepatan pemberdayaan usaha kecil bersama Forum BUMN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

"Melalui rakor ini kami harap BUMN dalam menjalankan programnya untuk UMKM lebih banyak dan bermanfaat. Bantuan itu jangan hanya terlihat jumlahnya saja, namun manfaat dari pembinaannya," ujarnya.

Ia mengatakan, jika para pelaku UMKM yang dibantu itu-itulah orang dan usahanya, menandakan belum ada perkembangan, yang berarti manfaat dari program untuk UMKM belum maksimal.

"Kita harap CSR atau KUR yang dikucurkan benar-benar memberi manfaat yang kuat, jangan hanya menjadi sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan, tapi harus dimaknai untuk membantu ekonomi masyarakat agar lebih baik," ujarnya.

Ketua Forum BUMN Babel, Saiful Hadi yang juga Head Area Bank Mandiri mengatakan, program pemberdayaan usaha kecil ini sebelumnya sudah dilakukan oleh teman-teman BUMN, baik melalui program Kredit usaha rakyat (KUR), CSR maupun program pembinaan. 

"Kami siap bersinergi jika ada program UMKM dari pemerintah daerah yang dapat melibatkan forum BUMN," ujarnya.

Ia mengatakan, dari 160.000 pelaku UMKM yang ada di Babel, BUMN hanya mencatat Pelaku usaha kecil dan mikro saja. Dan yang sudah mengambil pinjaman dengan bunga subsidi murah ada 65.000 dengan total pinjaman Rp 1 triliun, dan ini semua berasal dari program KUR yang dikeluarkan oleh BUMN.

Sementara untuk program binaan, setiap institusi punya program masing-masing. Dan saat ini sudah 4.242 pelaku UMKM yang memanfaatkan dana KUR, yang sedang berjalan ada Rp 9,38 miliar.

"Di tahun 2021 potensi yang ditetapkan manajemen untuk program KUR masih sangat tinggi, Rp 1,2 triliun. Sementara untuk CSR kita banyak tersalur untuk infrastruktur," ujarnya.

Kepala PKBL PT Timah, Rendi Kurniawan juga memaparkan hingga saat ini PT Timah sudah membina 3.670 pelaku UMKM. Dan PT Timah biasanya memberi bantuan pengembangan dan pengolahan produk.

"Di 2021 kami akan membantu UMKM untuk coba bersinergi mana calon bina yang bisa digarap dan akan ada kriteria untuk UMKM yang naik kelas dan yang masuk ke sektor menengah," ujarnya.

Kepala PT PNM, Daniel menambahkan, sejak Juni 2020 hadirnya PNM di Babel, PNM sudah menyalurkan permodalan ke 45.000 nasabah UMKM dengan total dana sebesar Rp 68,4 miliar. 

"Kami fokus ke ibu rumah tangga dan keluarga prasejahtera dalam bentuk kelompok, agar Ibu-ibu rmh tangga bisa punya usaha melalui program Ulamm. Kami juga akan memberi pelatihan dan bantuan modal agar mereka jadi pengusaha baru yang nanti akan naik kelas, sehingga pinjamannya juga dapat naik," ujarnya.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Babel, Elfiyena berharap melalui rakor percepatan pemberdayaan usaha kecil ini, program-program BUMN untuk para pelaku UMKM dapat berjalan bersama pemerintah.

"Bagaimana program BUMN itu berjalan bersama dengan pemerintah, kita akan lebih bersibergi lagi. Dinas Koperasi dan UMKM Babel hanya mendampingi saja karena BUMN punya program masing-masing dalam membina pelaku usaha kecil dan mikro," ujarnya.

Pewarta: Elza Elvia

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021