Pemerintah Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menggenjot produksi cabai guna memenuhi kebutuhan lokal masyarakat di daerah itu terutama ketika pasokan cabai dari luar daerah berkurang.
"Target kami produksi cabai lokal bisa memenuhi kebutuhan masyarakat ketika terjadinya kelangkaan," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan Dan Pertanian Kabupaten Belitung, Tenny Meireni di Tanjung Pandan, Kamis.
Menurut dia, ketika mengalami kendala seperti cuaca buruk maka pasokan cabai dari luar daerah sering berkurang sehingga menyebabkan harga cabai naik drastis.
"Kami berusaha agar bagaimana harga cabai tetap stabil karena saat ini tidak hanya pemerintah daerah tidak hanya mengandalkan produksi lokal namun juga dari luar," ujarnya.
Menurut dia, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Belitung menargetkan produksi cabai rawit di tahun 2021 sebanyak 250 ton.
Baca juga: Produksi cabai rawit di Kabupaten Belitung capai 216 ton
Jumlah tersebut, lanjut Tenny, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat setempat terhadap komoditi cabai.
"Meskipun belum memenuhi kebutuhan seluruhnya namun setidaknya dapat mengurangi ketergantungan pengiriman dari luar daerah," ujarnya.
Ia menambahkan, produksi cabai rawit di Kabupaten Belitung pada tahun 2020 mencapai 216 ton meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya hanya sebanyak 191 ton dan produksi cabai merah naik dari 150 ton menjadi 251 ton.
Kendati produksi cabai petani lokal meningkat namun jumlah tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan cabai masyarakat lokal sehingga masih tergantung dengan pengiriman dari luar daerah.
"Kalau kita melihat data dari tahun ke tahun memang produksinya belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan lokal jadi baru sekitar 50 sampai 60 persen selebihnya masih dikirm dari luar," katanya.
Dirinya mengajak petani untuk membudidyakan tanaman cabai dikarenakan kebutuhan dan nilai ekonominya tinggi.
"Kalau sekarang harga cabai rawit ditingkat petani Rp100 ribu per kilogram jadi bagi petani yang saat ini sedang panen cabai kondisi ini sangat menguntungkan mereka," ujar Tenny.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021
"Target kami produksi cabai lokal bisa memenuhi kebutuhan masyarakat ketika terjadinya kelangkaan," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan Dan Pertanian Kabupaten Belitung, Tenny Meireni di Tanjung Pandan, Kamis.
Menurut dia, ketika mengalami kendala seperti cuaca buruk maka pasokan cabai dari luar daerah sering berkurang sehingga menyebabkan harga cabai naik drastis.
"Kami berusaha agar bagaimana harga cabai tetap stabil karena saat ini tidak hanya pemerintah daerah tidak hanya mengandalkan produksi lokal namun juga dari luar," ujarnya.
Menurut dia, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Belitung menargetkan produksi cabai rawit di tahun 2021 sebanyak 250 ton.
Baca juga: Produksi cabai rawit di Kabupaten Belitung capai 216 ton
Jumlah tersebut, lanjut Tenny, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat setempat terhadap komoditi cabai.
"Meskipun belum memenuhi kebutuhan seluruhnya namun setidaknya dapat mengurangi ketergantungan pengiriman dari luar daerah," ujarnya.
Ia menambahkan, produksi cabai rawit di Kabupaten Belitung pada tahun 2020 mencapai 216 ton meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya hanya sebanyak 191 ton dan produksi cabai merah naik dari 150 ton menjadi 251 ton.
Kendati produksi cabai petani lokal meningkat namun jumlah tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan cabai masyarakat lokal sehingga masih tergantung dengan pengiriman dari luar daerah.
"Kalau kita melihat data dari tahun ke tahun memang produksinya belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan lokal jadi baru sekitar 50 sampai 60 persen selebihnya masih dikirm dari luar," katanya.
Dirinya mengajak petani untuk membudidyakan tanaman cabai dikarenakan kebutuhan dan nilai ekonominya tinggi.
"Kalau sekarang harga cabai rawit ditingkat petani Rp100 ribu per kilogram jadi bagi petani yang saat ini sedang panen cabai kondisi ini sangat menguntungkan mereka," ujar Tenny.
Editor : Rustam Effendi
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021