Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Ramansyah mengatakan peringatan Isra dan Mi'raj Nabi Muhammad SAW merupakan momentum untuk meningkatkan kesalehan personal dan sosial.
"Kesalehan personal atau individu sejatinya adalah hubungan baik antara manusia dengan Allah sementara kesalehan sosial merupakan hubungan baik antar sesama manusia," katanya di Tanjung Pandan, Kamis.
Menurut dia, Isra Mi'raj merupakan peristiwa penting bagi Nabi Muhammad SAW dan umat Islam pasalnya melalui peristiwa tersebut perintah shalat lima waktu turun langsung dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW.
"Jadi perintah shalat ini merupakan sesuatu yang langsung dari Allah SWT tanpa ada perantara berbeda dengan ibadah-ibadah lain yang diturunkan melalui perantara," ujarnya.
Maka dari itu, momentum peringatan Isra dan Mi'raj juga sebagai sarana evaluasi mengenai pelaksanaan dan kualitas ibadah shalat lima waktu yang telah dikerjakan selama ini.
"Karena shalat merupakan tiang agama dan shalat mampu mencegah manusia untuk melakukan perbuatan keji dan mungkar," katanya.
Selain berdimensi secara personal, lanjut Ramansyah, shalat juga memiliki dimensi secara sosial dan berimplikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Ia mencontohkan, seseorang yang shalatnya bagus maka semua tingkah laku dalam kehidupannya baik namun jika shalatnya buruk maka sebaliknya jadi beda antara mengerjakan shalat dan mendirikan shalat.
"Maka jika seseorang telah melaksanakan shalat namun masih berbuat mungkar seperti korupsi maka perlu ditanyakan lagi kualitas shalatnya," ujar dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021
"Kesalehan personal atau individu sejatinya adalah hubungan baik antara manusia dengan Allah sementara kesalehan sosial merupakan hubungan baik antar sesama manusia," katanya di Tanjung Pandan, Kamis.
Menurut dia, Isra Mi'raj merupakan peristiwa penting bagi Nabi Muhammad SAW dan umat Islam pasalnya melalui peristiwa tersebut perintah shalat lima waktu turun langsung dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW.
"Jadi perintah shalat ini merupakan sesuatu yang langsung dari Allah SWT tanpa ada perantara berbeda dengan ibadah-ibadah lain yang diturunkan melalui perantara," ujarnya.
Maka dari itu, momentum peringatan Isra dan Mi'raj juga sebagai sarana evaluasi mengenai pelaksanaan dan kualitas ibadah shalat lima waktu yang telah dikerjakan selama ini.
"Karena shalat merupakan tiang agama dan shalat mampu mencegah manusia untuk melakukan perbuatan keji dan mungkar," katanya.
Selain berdimensi secara personal, lanjut Ramansyah, shalat juga memiliki dimensi secara sosial dan berimplikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Ia mencontohkan, seseorang yang shalatnya bagus maka semua tingkah laku dalam kehidupannya baik namun jika shalatnya buruk maka sebaliknya jadi beda antara mengerjakan shalat dan mendirikan shalat.
"Maka jika seseorang telah melaksanakan shalat namun masih berbuat mungkar seperti korupsi maka perlu ditanyakan lagi kualitas shalatnya," ujar dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021