Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memberikan izin kepada 107 unit sekolah untuk menggelar simulasi belajar mengajar tatap muka.

"Dari sekitar 107 pengelola sekolah yang mendapatkan izin, baru sekitar 20 sekolah yang sudah menggelar simulasi kegiatan belajar mengajar tatap muka, dan seluruhnya berjalan kondusif," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pangkalpinang Eddy Supriadi di Pangkalpinang, Rabu.

Ia mengatakan, pandemi COVID-19 yang masih berlangsung menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah sehingga harus disikapi bersama agar seluruh kegiatan di sekolah bisa berjalan dengan baik sesuai protokol kesehatan yang berlaku.

Untuk mendapatkan izin penyelenggaraan simulasi atau uji coba belajar mengajar tatap muka juga dilakukan verifikasi selektif demi keamanan dan kesehatan para guru, pengelola sekolah dan peserta didik.

Sebanyak 107 sekolah yang diizinkan melaksanakan kegiatan belajar mengajar tatap muka, untuk tingkat TK/PAUD sebanyak 50 sekolah, sekolah dasar (SD) 36 sekolah dan sekolah menengah pertama (SMP) 21 sekolah.

Ia mengatakan simulasi kegiatan belajar mengajar tatap muka yang dilaksanakan di beberapa sekolah sekitar satu bulan terakhir berjalan kondusif.

"Seluruh sekolah yang melakukan simulasi tatap muka mengacu dengan protokol kesehatan, persetujuan orang tua dan siswa juga terbatas, seluruhnya tidak ditemukan masalah yang serius," katanya.

Menurut dia, sebelum menggelar simulasi atau uji coba kegiatan belajar mengajar tatap muka, pengelola sekolah terlebih dahulu mengajukan proposal kemudian diverifikasi oleh petugas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk menerbitkan izin melakukan simulasi kegiatan belajar mengajar tatap muka.

Sedangkan untuk jumlah siswa tiap sekolah disesuaikan secara proporsional tergantung situasi dan kondisi.

"Maksimal kalau jumlah siswa sedikit 50 persen, kalau banyak disesuaikan proporsional 10 sampai 50 persen lihat kondisi dan situasi sekolah. Misalnya diutamakan anak-anak yang kelas akhir," ujarnya.

Menurutnya keputusan untuk simulasi KBM di sekolah merupakan upaya menghindari dampak psikososial bagi siswa terlalu lama menjalankan pembelajaran secara daring.

Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021