Jakarta (ANTARA) - Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane mengingatkan masyarakat untuk terus memperkuat penerapan protokol kesehatan guna mencegah risiko penularan COVID-19 subvarian Omicron BN.1
"Penguatan protokol kesehatan perlu menjadi perhatian mengingat saat ini subvarian BN.1 telah terdeteksi di Indonesia," kata Masdalina Pane dihubungi di Jakarta, Jumat.
Peneliti Pusat Riset Kesehatan Masyarakat Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu menjelaskan bahwa penyebaran subvarian Omicron BN.1 perlu diantisipasi terutama menjelang libur akhir tahun.
"Saat libur akhir tahun biasanya terjadi peningkatan mobilitas penduduk sehingga perlu disiplin menggunakan masker, mencuci tangan, dan menghindari kerumunan," katanya.
Menurut dia, penerapan protokol kesehatan ditambah dengan vaksinasi COVID-19 mulai dari dosis pertama hingga dosis penguat merupakan kunci utama untuk menekan kasus COVID-19, termasuk subvarian BN.1.
"Protokol kesehatan dan vaksinasi merupakan kunci penting dalam memberikan perlindungan dari risiko penularan COVID-19," katanya.
Selain itu, Masdalina Pane juga mengingatkan pentingnya tes atau pemeriksaan COVID-19 terutama bagi mereka yang memiliki gejala atau mereka yang melakukan kontak erat.
"Masyarakat yang merasakan gejala penyakit yang mengarah ke COVID-19 juga diharapkan untuk melakukan tes secara mandiri, atau beristirahat di rumah sehingga mencegah risiko penularan kepada orang lain," katanya.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan RI melaporkan subvarian Omicron BN.1 yang terdeteksi di Indonesia berjumlah 20 kasus sejak kali pertama dideteksi di Kepulauan Riau pada 16 September 2022.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan 20 kasus BN.1 di Indonesia hingga saat ini dilaporkan dari DKI Jakarta sebanyak sembilan kasus, Jawa Tengah lima kasus, Kepulauan Riau tiga kasus, dan Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan masing-masing satu kasus.
Menurut Nadia, BN.1 merupakan sublineage dari BA.2.75 yang merupakan turunan dari varian Omicron. Di dunia, pertama dilaporkan pada akhir Juli 2022 dari India.