Para pengusaha hotel di Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menilai penyaluran dana hibah dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bagi hotel dan restoran yang terdampak pandemi COVID-19 di daerah itu tidak transparan.

"Dari hasil yang coba kami cari tahu bagaimana proses penentuan, pelaksanaan dan pemberian uang hibah ini Pemkab Belitung memang tidak ada transparansi dan keterbukaan mengenai hal tersebut," kata General Manager, Santika Premiere Beach Resort Belitung, Agus Suyatna di Tanjung Pandan, Rabu.

Menurut dia, apabila mengacu kepada Keputusan Menparekraf Nomor: KM/704/PL/07.02/M-K/2020 mengenai petunjuk teknis hibah pariwisata dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) memang ada sebagian pihak hotel dan restoran yang menjadi penerima dana hibah tersebut tidak sesuai dengan persyaratan dimaksud.

"Jadi yang kami baca dan terima memang ada ketidaksesuaian-ketidaksesuaian tetapi dibantah oleh Pemkab karena ada semacam bimbingan teknis namun bimbingan itu tidak pernah terpublikasi jadi kami bisa percaya dan tidak akibat tidak transparansi ini akhirnya kami beranggapan itu memang tidak sesuai dengan persyaratan Keputusan Menteri yang berlaku," ujarnya.

Agus menambahkan, pihaknya juga sudah mengupayakan dan mencari kejelasan kepada Pemerintah Daerah terkait penyaluran dana hibah ini namun belum mendapatkan jawaban dan keterangan lebih lanjut.

"Tidak ada satupun pihak dari Pemkab yang mau memberikan jawaban yang jelas jadi kami terbentur tembok setelah menunggu beberapa bulan rupanya penerima itu sudah ditentukan sekian hotel jadi ini semakin membingungkan," katanya.

Sementara itu, General Manager Lor In Hotel dan Resort, Nawawi juga menyayangkan Pemkab Belitung sebelumnya tidak pernah melakukan sosialisasi terkait penyaluran dana hibah Kemanparekraf tersebut.

"Kami sudah mengusulkan untuk melakukan pertemuan namun tidak direspon namun tiba-tiba sudah muncul nama-nama penerima dana hibah tersebut adalah hotel A, hotel B, hotel C dan hotel D," ujarnya.

Dikatakan dia, selain bahkan terjadi perubahan jumlah penerima dari sebelumnya dari awal sebanyak 17 hotel dan empat restoran berubah menjadi 12 hotel menjadi satu restoran.

"Itu membuat kami bingung mengapa bisa ada dan teman-teman hotel yang merasa sudah menyumbangkan PAD terbesar atau diberikan ke Pemerintah daerah namun tidak dapat jadi dasar dan alasannya apa," kata dia.

Pewarta: Apriliansyah

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021