Toboali, Babel (ANTARA) - Bupati Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Riza Herdavid menyebutkan kesenian khas daerah dari sejumlah paguyuban para perantau harus diberikan ruang untuk berkreasi karena mampu menjadi simbol kerukunan di tengah keberagaman.
"Kesenian dari daerah lain seperti kuda lumping, singa Depok dan pencak silat PSHT yang tumbuh dan berkembang di beberapa tempat, mampu menjadi simbol kerukunan di tengah keberagaman," kata Riza saat berkunjung ke Desa Rias dalam melaksanakan program ajak bupati sambang kampung (aik bakung), Senin.
Riza mengatakan Desa Rias memiliki penduduk yang beragam dan banyak dihuni para perantau yang mendirikan paguyuban dan menghidupkan kesenian daerah mereka masing-masing.
"Saya tentu saja memberikan apresiasi kepada masyarakat Desa Rias yang menampilkan kesenian tradisional dari daerahnya masing-masing untuk mengisi serta memeriahkan acara aik bakung ini," katanya.
Ia mengatakan masyarakat Bangka Selatan dalam kehidupan sosial mengedepankan toleransi, saling menghormati dan menghargai keberagaman.
"Tentu ini merupakan kekuatan kita dalam membangun daerah, kendati kita hidup dalam keberagaman namun tetap satu dalam bingkai NKRI," ujarnya.
Bupati mencontohkan di Desa Rias penduduknya sangat beragam ada paguyuban Sunda, Jawa maupun warga asli Toboali tetapi mereka sangat akur dan damai serta kesenian mampu menyatukan mereka.
"Ini bisa kita lihat, dengan banyaknya kesenian di Desa Rias para masyarakat ini damai, rukun dan kompak," katanya.
Riza meminta pemerintah desa dapat membantu grup kesenian daerah agar mereka bisa tumbuh, berkembang dan tetap terlestarikan.
"Saya sampaikan kepada kepala desa, dengarkan dan penuhi kebutuhan kelompok seni. Mungkin mereka butuh seragam biar terlihat lebih kompak atau bantuan yang lainnya," ujarnya.