PT Timah Tbk terus bertransformasi menjadi perusahaan yang inovatif dan ramah lingkungan dalam eksploitasi timah di wilayah operasional Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau dan Riau.

"Penambangan dilakukan melalui prosedur good mining practice (GMP) yang berprinsip effective and cost-friendly mining method dalam penambangan timahnya," kata Sekretaris Perusahaan PT Timah Tbk, Muhammad Zulkarnaen saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahun Buku 2020 di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan eksplorasi terus dilakukan untuk mendukung keberlangsungan bisnis TINS ke depannya. Bangka Belitung dan Kepulauan Riau masih akan menjadi lokasi utama penambangan timah, karena potensinya yang diprediksi masih cukup besar.

"Namun demikian, tipe exploitable tin deposit akan berubah dari alluvial reserve menjadi primary reserve dengan tetap mengedepankan effective and cost-friendly mining method," katanya.

Ia menjelaskan PT Timah merupakan produsen timah terkemuka sekaligus eksportir timah terbesar di dunia dengan wilayah operasional pertambangan dan peleburan logam timah di provinsi Bangka Belitung, Kepulauan Riau, dan Riau.

Menjadi Perseroan Terbatas sejak tahun 1976 dan melantai di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 1995, PT TIMAH menjalankan bisnis timah yang terintegrasi secara vertikal, mulai dari kegiatan eksplorasi, penambangan, peleburan dan pemurnian logam timah hingga pemasaran yang melayani para pelanggan internasional maupun domestik.

Produk logam timah dengan merek “Banka Tin”, “Kundur Tin”, dan “Muntok Tin” memiliki reputasi internasional dan telah terdaftar di London Metal Exchange (LME).

"Saat ini PT TIMAH yang merupakan anggota dari International Tin Association (ITA) memiliki 4 (empat) lini bisnis utama yakni pertambangan timah, hilirisasi timah (tin chemical dan tin solder), pertambangan non-timah (batubara dan nikel), serta bisnis berbasis kompetensi termasuk properti, galangan kapal, agrobisnis," katanya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021