Muntok (Antara Babel) - Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung, berupaya memotong mata rantai pemasaran lada putih untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian petani di daerah itu.

"Beberapa waktu lalu kami mengajak beberapa pelaku pasar dan pembeli lada dari Belanda, mereka langsung berkunjung ke perkebunan lada di Desa Kundi dan cukup terpikat untuk menjalin kerja sama pemasaran komoditas unggulan tersebut," ujar Bupati Bangka Barat Zuhri M Syazali di Muntok, Sabtu.

Ia mengatakan, jalinan kerja sama dengan bertemunya langsung pembeli dari luar negeri dan petani tersebut diyakini akan menguntungkan para petani karena akan memotong minimal satu mata rantai pemasaran.

"Dengan pola seperti itu kami yakin petani akan mendapatkan jaminan harga jauh lebih tinggi dari harga pedagang pengepul, ini cukup menguntungkan petani," ujarnya.

Zuhri menyarankan dengan adanya pola kerja sama seperti itu, petani dituntut untuk menjaga kualitas produksi sesuai standar internasional agar pembeli tidak kecewa.

Menurut dia, standar pasar internasional tidak hanya dilihat dari produk siap jualnya saja, namun mulai dari pola penanaman, pengolahan hasil panen hingga produk siap jual juga menjadi perhatian pembeli.

"Petani harus menyesuaikan pola tanam ramah lingkungan yang menjadi standar pasar internasional dan berani menjaga kualitas produk, jika itu dilakukan kami yakin lada Muntok akan kembali ke masa kejayaannya dan pembeli tidak akan beralih ke lada negara lain," ujarnya.

Ia mengatakan, standar pasar tersebut merupakan sebuah tantangan yang harus dikelola dan dihadapi petani, jika itu bisa diatasi diyakini masyarakat petani lada di daerah itu akan mudah mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan sesuai visi dan misi pembangunan yang dijalankan pemkab setempat.

"Lada menjadi salah satu dari empat prioritas komoditas pembangunan sektor perkebunan, kami harapkan kerja sama yang baik antara petani dan pemkab akan membawa hasil sesuai keinginan bersama," kata Zuhri.

Empat komoditas unggulan sektor perkebunan Kabupaten Bangka Barat tersebut meliputi lada, karet, sawit yang secara turun temurun sudah dilakukan masyarakat dan satu komoditas baru yaitu pengembangan ketela pohon bahan baku tepung tapioka.

Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015