Solo (Antara Babel) -
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengalokasikan dana
Rp10 miliar dari Rp35 miliar yang diajukan oleh Pemerintah Kota
Surakarta untuk pembangunan Museum Keris di Solo.
"Otomatis kami harus menyesuaikan desain awal bangunan yang sempat disusun dengan anggaran yang tersedia," kata Kepala Dinas Tata Ruang Kota (DTRK) Pemkot Surakarta Ahyani kepada wartawan di Solo.
Ia mengatakan revisi tersebut bakal meliputi penyesuaian desain tata letak dan ukuran bangunan museum. Ukuran bangunan jelas tidak bisa seperti rencana semula. Tapi pihaknya belum bisa memastikan berapa luas pengurangannya.
Dikatakan tahun lalu Pemkot Surakarta mengajukan permohonan dana pembangunan Museum Keris kepada Kemendikbud. Bangunan tersebut direncanakan berdiri di lahan di sisi selatan kawasan Sriwedari.
Di lahan tersebut berdiri bangunan bekas Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Mangunjayan atau bekas gedung Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) dan gedung Organisasi Amatir Radio Indonesia (Orari).
Menurut dia, pendirian Museum Keris tersebut bertujuan untuk menguatkan keberadaan Solo sebagai kota budaya.
Ahyani mengatakan kendati harus disesuaikan dengan anggaran, namun pihaknya tetap akan memasukkan prioritas bagian bangunan museum dalam revisi rancangan tersebut.
"Gedung setinggi empat lantai masih tetap kami pertahankan. Ruang pameran, perpustakaan, workshop, dan tempat penyimpanan keris juga tetap dibangun," katanya.
Revisi desain tersebut juga akan dikonsultasikan dengan Kemendikbud, mengingat pihak kementerian meminta bentuk bangunan Museum Keris nantinya bisa mengadopsi usulan mereka.
"Desain dan landscape bangunan harus selaras dengan bangunan bekas RSJ Mangunjayan. Apalagi bangunan eks RSJ tersebut sudah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya (BCB)," katanya.
Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo (Rudy) mengatakan, pekan depan Pemkot bakal menemui kementerian guna berkoordinasi terkait revisi desain bangunan museum. Hasil koordinasi tersebut akan membantu Pemkot menyusun "detail engineering design" proyek pembangunan museum.
"Siapa tahu hasil koordinasi tersebut bisa memunculkan konsep bangunan yang memiliki ciri khas tertentu. Yang jelas, kami hanya akan mengurangi kuantitas bangunan, sementara rencana pembangunan museum itu terus berjalan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013
"Otomatis kami harus menyesuaikan desain awal bangunan yang sempat disusun dengan anggaran yang tersedia," kata Kepala Dinas Tata Ruang Kota (DTRK) Pemkot Surakarta Ahyani kepada wartawan di Solo.
Ia mengatakan revisi tersebut bakal meliputi penyesuaian desain tata letak dan ukuran bangunan museum. Ukuran bangunan jelas tidak bisa seperti rencana semula. Tapi pihaknya belum bisa memastikan berapa luas pengurangannya.
Dikatakan tahun lalu Pemkot Surakarta mengajukan permohonan dana pembangunan Museum Keris kepada Kemendikbud. Bangunan tersebut direncanakan berdiri di lahan di sisi selatan kawasan Sriwedari.
Di lahan tersebut berdiri bangunan bekas Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Mangunjayan atau bekas gedung Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) dan gedung Organisasi Amatir Radio Indonesia (Orari).
Menurut dia, pendirian Museum Keris tersebut bertujuan untuk menguatkan keberadaan Solo sebagai kota budaya.
Ahyani mengatakan kendati harus disesuaikan dengan anggaran, namun pihaknya tetap akan memasukkan prioritas bagian bangunan museum dalam revisi rancangan tersebut.
"Gedung setinggi empat lantai masih tetap kami pertahankan. Ruang pameran, perpustakaan, workshop, dan tempat penyimpanan keris juga tetap dibangun," katanya.
Revisi desain tersebut juga akan dikonsultasikan dengan Kemendikbud, mengingat pihak kementerian meminta bentuk bangunan Museum Keris nantinya bisa mengadopsi usulan mereka.
"Desain dan landscape bangunan harus selaras dengan bangunan bekas RSJ Mangunjayan. Apalagi bangunan eks RSJ tersebut sudah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya (BCB)," katanya.
Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo (Rudy) mengatakan, pekan depan Pemkot bakal menemui kementerian guna berkoordinasi terkait revisi desain bangunan museum. Hasil koordinasi tersebut akan membantu Pemkot menyusun "detail engineering design" proyek pembangunan museum.
"Siapa tahu hasil koordinasi tersebut bisa memunculkan konsep bangunan yang memiliki ciri khas tertentu. Yang jelas, kami hanya akan mengurangi kuantitas bangunan, sementara rencana pembangunan museum itu terus berjalan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013