Muntok (Antara Babel) - Komunitas penggemar batu akik di Kabupaten Bangka Barat, Kapulauan Bangka Belitung mendorong sertifikasi batu lokal jenis kinyang air untuk mengantisipasi klaim dari pihak tertentu.
"Kami berupaya agar batu kinyang air mendapatkan sertifikasi untuk melindungi mineral tersebut dari klaim daerah atau negara lain, selain untuk meningkatkan nilai ekonomisnya," kata Wakil Ketua Komunitas Batu Bangka Barat, Hendri Mashur di Muntok, Kamis.
Ia mengatakan, saat ini batu akik dan batu mulia sedang populer di seluruh Indonesia sehingga tidak menutup kemungkinan akan terjadi saling klaim antardaerah penghasil batu tersebut.
"Untuk itu kami berharap dengan adanya sertifikasi batu kinyang air yang saat ini menjadi salah satu buruan penggemar batu bisa identik dengan Pulau Bangka, khususnya Bangka Barat," kata dia.
Ia mengatakan, batu kuarsa khas Bangka Barat yang menjadi incaran penggemar batu salah satunya adalah batu kinyang air yang berwarna jernih dan kinyang rose berwarna merah muda.
Menurut dia, jenis batu kinyang memiliki variasi harga antara Rp100.000 hingga belasan juta rupiah, tergantung tingkat kekristalan dan keunikan batu yang memiliki tingkat kekerasan antara lima hingga 6,5 tersebut.
"Untuk harga cukup bervariasi, tidak ada standar khusus, biasanya penggemar membeli batu jenis ini berdasarkan suka, bukan dari tingkat kekerasan dan kekristalan batu," kata dia.
Selain jenis tersebut, katanya, batu jenis kinyang juga mudah didapatkan di daerah itu, seperti kinyang teh, kinyang kopi, kinyang karang, kinyang rambut emas, kinyang rambut perak, kinyang rambut merah, kinyang rambut hitam, kinyang lumut, cempaka, dan tourmaline.
"Kami mendorong agar kinyang air dan kinyang rose bisa disertifikasikan karena dua jenis batu yang cukup unik itu identik dengan Bangka Barat," kata dia.
Selain upaya sertifikasi, kata dia, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menjual batu lokal dalam bentuk bongkahan secara besar-besaran untuk membatasi peredaran bahan di luar daerah.
"Kami harapkan masyarakat mengolah terlebih dahulu batu itu, bisa berupa potongan bahan setengah jadi atau barang jadi yang jelas memiliki nilai ekonomi lebih tinggi dibandingkan menjual bongkahan," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015
"Kami berupaya agar batu kinyang air mendapatkan sertifikasi untuk melindungi mineral tersebut dari klaim daerah atau negara lain, selain untuk meningkatkan nilai ekonomisnya," kata Wakil Ketua Komunitas Batu Bangka Barat, Hendri Mashur di Muntok, Kamis.
Ia mengatakan, saat ini batu akik dan batu mulia sedang populer di seluruh Indonesia sehingga tidak menutup kemungkinan akan terjadi saling klaim antardaerah penghasil batu tersebut.
"Untuk itu kami berharap dengan adanya sertifikasi batu kinyang air yang saat ini menjadi salah satu buruan penggemar batu bisa identik dengan Pulau Bangka, khususnya Bangka Barat," kata dia.
Ia mengatakan, batu kuarsa khas Bangka Barat yang menjadi incaran penggemar batu salah satunya adalah batu kinyang air yang berwarna jernih dan kinyang rose berwarna merah muda.
Menurut dia, jenis batu kinyang memiliki variasi harga antara Rp100.000 hingga belasan juta rupiah, tergantung tingkat kekristalan dan keunikan batu yang memiliki tingkat kekerasan antara lima hingga 6,5 tersebut.
"Untuk harga cukup bervariasi, tidak ada standar khusus, biasanya penggemar membeli batu jenis ini berdasarkan suka, bukan dari tingkat kekerasan dan kekristalan batu," kata dia.
Selain jenis tersebut, katanya, batu jenis kinyang juga mudah didapatkan di daerah itu, seperti kinyang teh, kinyang kopi, kinyang karang, kinyang rambut emas, kinyang rambut perak, kinyang rambut merah, kinyang rambut hitam, kinyang lumut, cempaka, dan tourmaline.
"Kami mendorong agar kinyang air dan kinyang rose bisa disertifikasikan karena dua jenis batu yang cukup unik itu identik dengan Bangka Barat," kata dia.
Selain upaya sertifikasi, kata dia, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menjual batu lokal dalam bentuk bongkahan secara besar-besaran untuk membatasi peredaran bahan di luar daerah.
"Kami harapkan masyarakat mengolah terlebih dahulu batu itu, bisa berupa potongan bahan setengah jadi atau barang jadi yang jelas memiliki nilai ekonomi lebih tinggi dibandingkan menjual bongkahan," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015