Muntok (Antara Babel) - Wakil Ketua Komunitas Batu Mulia Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung Hendry Mashur mengatakan lapak batu akik lokal kurang diminati pengunjung selama berlangsungnya kegiatan pariwisata "International Home Stay Promotion Fair 2015" (IHSPF2015) yang digelar di Muntok, beberapa hari lalu.
"Nilai transaksi setiap lapak rata-rata Rp1.500.000 per hari, jumlah tersebut merosot jauh dibandingkan pameran yang kami gelar di Museum Timah Indonesia Muntok beberapa bulan lalu," kata Hendry di Muntok, Rabu.
Ia mengatakan, faktor melemahnya ekonomi masyarakat juga diperkirakan mempengaruhi jumlah transaksi di sejumlah lapak batu akik, baik yang berada di lokasi pameran home stay maupun yang berada di luar Lapangan Gelora Muntok.
Menurut dia, rata-rata nilai transaksi setiap lapak tersebut merosot jauh dibandingkan pada pameran yang digelar di museum karena musim batu akik di daerah itu juga sudah meredup, tidak seperti daerah lain yang masih cukup bergairah.
"Nilai transaksi tertinggi selama pameran hanya Rp2.000.000 untuk satu buah batu kecubung kerang merah, sedangkan batu lainnya masih standar antara Rp150.000 hingga Rp500.000 per buah," katanya.
Terkait dengan minat pengunjung dari luar daerah dan luar negeri untuk membeli batu akik Muntok, kata dia, hanya ada beberapa tamu dan peserta seminar yang menyempatkan diri melihat keunikan batu lokal tersebut.
"Ada beberapa tamu yang mengunjungi lapak, namun hanya beberapa yang membeli, seperti tamu dari Malaysia sempat membeli satu buah batu dengan harga sekitar Rp400.000," katanya.
Ia berharap, ekonomoi masyarakat kembali membaik agar usaha batu akik di daerah itu kembali bergairah dan bisa menghidupkan kembali usaha batu akik yang saat ini sudah banyak yang gulung tikar.
"Beberapa perajin sudah mulai meningkatkan variasi produk, kami berharap upaya tersebut didukung membaiknya ekonomi masyarakat sehingga usaha batu akik kembali membaik," katanya.