Muntok (Antara Babel) - Panitia pameran dan lelang batu mulia atau "gemstone" yang digelar di Museum Timah Indonesia, Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Bangka Belitung, menargetkan lebih dari 5.000 pengunjung dari lokal dan luar daerah.
"Kami yakin dalam empat hari pameran terget jumlah pengunjung mampu mencapai lebih dari 5.000 orang karena pada hari pertama kemarin, jumlahnya lebih dari 800 orang," kata Ketua penyelenggara pameran Irwan di Muntok, Jumat.
Menurut dia, tingginya jumlah pengunjung ke pameran diyakini akan membawa dampak positif bagi perkembangan kerajinan batu di daerah itu seiring semakin populernya batu akik dan batu mulia di seluruh Indonesia.
"Kami harapkan pengunjung lokal dan luar daerah semakin banyak sehingga jumlah transaksi terus meningkat," kata dia.
Ia mengatakan, sampai saat ini pengunjung masih didominasi dari dalam daerah, hanya ada beberapa yang sengaja datang dari kabupaten lain, seperti Pangkalpinang dan sekitarnya.
Namun nanti pada libur akhir pekan, diyakininya banyak yang datang dari luar daerah, bahkan kemungkinan dari Pulau Sumatera juga akan datang karena jarak tempuhnya cukup dekat.
Menurut dia, jumlah pengunjung yang semakin meningkat diyakini akan meningkatkan nilai transaksi penjualan batu dalam pameran tersebut.
"Jika 10 persen dari target 5.000 orang pengunjung melakukan transaksi, dengan nilai rata-rata Rp1 juta, maka akan mendatangkan omzet sekitar Rp500 juta, ini jelas akan sangat membantu geliat kerajinan batu mulia di Bangka Barat," kata dia.
Ia berharap melalui pameran yang digagas Komunitas Batu Bangka Barat (Kobbar) tersebut perajin dan para pelaku usaha batu di daerah itu semakin maju dan batu lokal lebih dikenal masyarakat luas.
Pada pameran tersebut, para peserta menampilkan sejumlah batu lokal, seperti kinyang air, kinyang kopi, kinyang teh, kinyang karang, kinyang rambut emas, kinyang rambut perak, kinyang rambut merah, kinyang rambut hitam, kinyang lumut, cempaka, dan tourmaline.
Selain itu, ada beberapa anjungan yang menampilkan batu luar daerah, seperti bacan jenis doko, palamea dan obi dari Halmahera, sisik naga dan baubau Sulawesi, teratai hitam dari Jambi, spiritus, tertai, lavender, junjung drajat dari Baturaja, raflesia hitam dan oranye dari Bengkulu, biosolar, giok, badar besi, giok hitam, dan belimbing dari Aceh, sungaidareh dari Sumatera Barat, bungur ungu dan borneo merah dari Kalimantan, serta opal hitam, putih, dan merah dari Wonogiri.