Wakil Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Abdul Fatah membuka Focus Group Discussion (FGD) Penetapan Alur Pelayaran Masuk Pelabuhan Pangkal Balam dan Belinyu, guna melengkapi sarana prasarana di Pelabuhan untuk menunjang aksesibilitas di daerah itu.

"Sebagai provinsi kepulauan, tentunya kehadiran sarana dan prasarana ke pelabuhan adalah sebuah keniscayaan, yang mutlak harus dipenuhi oleh provinsi ini, guna menunjang aksesibilitas arus masuk dan keluar barang, jasa dan orang," ungkap Abdul Fatah.

Wagub Abdul Fatah juga mengungkapkan, hambatan yang dihadapi sebagai provinsi kepulauan yang dikenal sebagai  penghasil timah, seringkali menjadi kendala dimana dengan adanya penambangan yang ada dapat mengakibatkan pendangkalan sehingga alur masuk kapal memasuki pelabuhan menjadi perhatian khusus.

"Hambatan sebagai daerah kepulauan,  provinsi yang dikenal sebagai penghasil/pemasuk timah dunia , disamping menikmati berkah tapi juga mengundang permasalahan/dampak atas penambangan tersebut diantaranya alur pelayaran dan lebih spesifik lagi adalah berkaitan dengan alur masuk kapal untuk memasuki pelabuhan adalah merupakan suatu hal yang sangat strategis untuk dipecahkan karena terkait dengan keselamatan kapal dan efisiensi kapal," jelas Abdul Fatah. 

Melalui FGD ini diharapkan keberadaan 2 (dua) pelabuhan yaitu pelabuhan Pangkalbalam dan Pelabuhan Belinyu akan ditetapkan sebagai  alur pelayaran pelabuhan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang merupakan pintu masuk utama dan pelabuhan pengumpul. 

"Karena kedua pelabuhan ini merupakan objek vital bagi daerah sebagai pintu masuk utama dan pelabuhan pengumpul di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung," ungkap Abdul Fatah. 

"Keberadaan kedua pelabuhan ini masih sangat dibutuhkan karena merupakan pintu masuk pendorong proses pembangunan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Oleh karenanya tentu penetapan alur pelayaran bagi kapal yang akan keluar masuk melalui pelabuhan Pangkalbalam dan Belinyu sangat penting dibahas dan didiskusikan karena akan berdampak banyak bagi masyarakat Bangka Belitung," ujarnya.
 
Sementara itu Kepala Distrik Navigasi Kelas I Palembang, Anto Julianto mengatakan pelaksanaan FGD ini dalam rangka diskusi menetapkan alur pelayaran  Pelabuhan Pangkal Balam dan Belinyu yang aman bagi masyarakat maritim.

"Maksud dan tujuan FGD ini adalah dalam rangka menetapkan alur pelayaran yang aman bagi masyarakat maritim yang menggunakan alur dari ambang luar sampai ke pelabuhan Pangkal Balam dan Belinyu dengan ketetapan Menteri Perhubungan," kata Anto.

"Penetapan alur pelayaran masuk Pelabuhan Pangkal Bakam dan belinyu adalah kegiatan dari Distrik Navigasi Kelas I Palembang Tahun Anggaran 2021 dan telah diusulkan Anggaran sejak 2020," ujarnya.

Ia menambahkan, penetapan alur pelayaran masukPelabuhan Pangkal Balam dan Pelabuhan Belinyu adalah alur pelayaran yang ke II dan III yang akan ditetapkan oleh Menteri  disamping alur pelabuhan Tanjung Batu yang dalam Proses Penetapan.

Focus Group Discussion (FGD) ini dihadiri oleh Plt. Kepala Dinas Perhubungan Babel, Zanuari Anizar,Walikota Pangkalpinang yang diwakili Asisten II Bidang Administrasi, Perekonomian dan Pembangunan Kota Pangkalpinang, Suryo,  Kepala Dinas Perhubungan Kota Pangkalpinang, Ubaidi, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bangka, Chairil Anwar, stakeholder dan instansi terkait lainnya. Selain itu kegiatan ini juga diikuti secara virtual oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.

Pewarta: Elza Elvia

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021