Sungailiat (Antara Babel) - Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mengembangkan program budi daya keramba apung untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat terhadap ikan saat musim paceklik.

"Budi daya karamba apung dapat digunakan untuk jenis ikan air tawar maupun ikan payau, di mana jenis pada habitat itu banyak diminati masyarakat," kata Ketua Dewan Pengurus Cabang HNSI Kabupaten Bangka Ridwan di Sungailiat, Selasa.

Ia mengatakan pada musim paceklik, nelayan biasanya tidak melaut karena kondisi gelombang air laut yang cukup tinggi  disertai angin kencang yang membahayakan keselamatan para nelayan tradisional dengan kapal berkapasitas rata-rata di bawah 10 gross ton.

"Pada saat nelayan tidak turun melaut, dapat kembali bekerja dengan mengembangkan budi daya ikan melalui media keramba apung di sejumlah waduk atau kolong bekas penambangan biji timah ataupun di perairan sungai," katanya.

Dia menjelaskan untuk memperlancar program tersebut, secara teknis pihaknya bekerja sama dengan perusahaan swasta atau BUMN dan BUMD, serta pelaku usaha perikanan.

"Dilibatkan pelaku usaha baik BUMN dan BUMD karena untuk mengembangkan budi daya ikan keramba, membutuhkan biaya yang cukup besar mencapai Rp5 juta lebih," katanya.

Dia optimistis budi daya ikan keramba dapat berjalan dengan baik jika masyarakat dan pihak swasta serius menanganinya sehingga kebutuhan konsumsi ikan oleh masyarakat di daerah dapat terpenuhi.

"Selama ini, pada saat musim paceklik para nelayan tidak melaut dan beralih profesi di berbagai sektor, seperti buruh harian, perkebunan, maupun pertanian," katanya.

Pewarta: Kasmono

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015