Nangka (Antara Babel) - Puluhan unit kerampa jaring apung untuk budi daya ikan kerapu di Dusun Pulau Nangka, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terbengkalai karena terkendala pasokan bibit.
"Keramba apung ini dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah dengan biaya sekitar Rp500 juta, namun sudah dua tahun selesai dibangun kondisinya terbengkalai tidak terpakai karena tidak ada bibit ikan kerapu," kata Kepala Dusun Pulau Nangka, Ali di Nangka, Senin.
Ia menjelaskan bibit ikan kerapu tersebut sebenarnya satu paket dengan pembangunan keramba jaring apung namun bibit tidak kunjung disalurkan kepada nelayan padahal keramba sudah dua tahun selesai dibangun.
"Saya selalu ditanya para nelayan dan saat saya tanya kepada Dinas Perikanan Bangka Tengah alasannya mereka kesulitan mencari bibit ikan kerapu, sehingga sampai sekarang keramba jaring apung belum bisa difungsikan," ujarnya.
Ia mengatakan para nelayan sempat menggunakan keramba jaring apung itu untuk budi daya rumput laut namun tidak berhasil berproduksi karena kondisi angin dan air laut tidak cocok untuk budi daya rumput laut.
"Awalnya sempat digunakan untuk budi daya rumput laut sembari menunggu bibit ikan kerapu, namun gagal panen karena air laut di Pulau Nangka tidak cocok untuk budi daya rumput laut," ujarnya.
Ia mengharapkan pemerintah daerah segera mencari solusi terkait persoalan keramba yang belum difungsikan itu karena sudah menelan biaya ratusan juta.
"Harus ada solusinya karena sekitar Rp500 juta uang daerah tersedot untuk membangun keramba jaring apung tersebut. Sangat disayangkan uang sia-sia kalau keramba tidak bisa digunakan," ujarnya.