Sungailiat (Antara Babel) - Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mengembangkan budi daya ikan air tawar jenis nila di laut, karena dinilai lebih menguntungkan.
"Saat ini ribuan bibit nila menggunakan keramba apung dikembangkan di perairan Sungailiat," kata Ketua DPC HNSI Bangka, Ridwan di Sungailiat, Rabu.
Ia menjelaskan berdasarkan hasil uji coba sebelumnya, pertumbuhan ikan air tawar di laut lebih cepat dibanding dikembangkan di air tawar dan daging ikan lebih gurih.
Selain itu berbagai bibit penyakit ikan air tawar bisa hilang jika dikembangkan di air laut, karena unsur hara air laut lebih banyak dibanding air laut.
"Saat ini kita mengembangkan satu keramba apung ikan air tawar dan ke depannya ditambah menjadi empat keramba di perairan Sungailiat," ujarnya.
Ia mengatakan potensi budi daya ikan air tawar di laut ini sangat menjanjikan karena kondisi perairan yang masih alami dan ketersediaan tempat budi daya ikan yang sangat memadai.
"Masyarakat tidak lagi kesulitan lahan untuk membudidayakan ikan air tawar ini, karena mereka dapat memanfaatkan laut untuk membudidayakan berbagai ikan air tawar," ujarnya.
Menurut dia modal mengembangkan ikan air tawar cukup murah karena hanya menggunakan keramba apung.
"Masyarakat tidak perlu membangun kolam yang membutuhkan biaya besar. Mereka cukup membeli atau membuat sendiri keramba apung untuk membudidayakan ikan air tawar ini, sehingga ini dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat khususnya nelayan tradisional," ujarnya.