PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) melakukan transformasi menuju "digital corporation" agar mampu bersaing dan memenuhi tuntutan pasar di era serba digital.
"Perubahan dari perusahaan kliring yang menggunakan teknologi digital menjadi perusahaan digital yang memiliki lisensi kliring ini merupakan bentuk transformasi yang kami lakukan saat ini," kata Direktur Utama PT KBI (Persero) Fajar Wibhiyadi melalui rilis yang diterima Antara, Kamis.
Salah satu bentuk transformasi yang dilakukan PT KBI ditandai dengan peluncuran maskot korporasi yang memvisualisasikan perubahan KBI menjadi digital corporation, yaitu maskot si Robbi.
Maskot KBI si Robbi, merupakan akronim dari Robot KBI yang digambarkan sebagai sosok korporasi KBI yang saat ini sedang melakukan perubahan di industri 4.0, gelombang digitalisasi, diperlukan proses transformasi korporasi menuju korporasi yang kuat, lincah, berteknologi tinggi, dan memiliki akhlak.
Si Robbi menggambarkan KBI sebagai korporasi digital, kuat dalam menghadapi perubahan, dan memiliki DNA AKHLAK, yaitu Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyak, Adaptif, dan Kolaboratif.
"Dengan transformasi ini, ke depan KBI akan mengedepankan aspek teknologi digital dalam menjalankan layanan bisnis. Semua sedang dalam proses, dan kami targetkan dalam beberapa waktu ke depan, KBI sudah bisa 100 persen berubah menjadi 'digital corporation'," Fajar menambahkan.
Ia berharap dengan adanya transformasi menuju digital corporation akan dapat mendorong kinerja korporasi sehingga memberikan dampak positif terhadap para pemangku kepentingan.
Perubahan budaya ini akan mendorong peningkatan pelayanan yang lebih cepat dan akurat, serta meminimalisasi terjadinya human error, karena semua sudah menggunakan teknologi digital.
Sebelum melakukan transformasi menuju digital corporation, kinerja KBI sudah cukup baik, dalam lima tahun terakhir, perolehan laba KBI mengalami peningakatan mencapai 941 persen, sedangkan dalam hal aset terjadi peningkatan sebesar 169 persen.
Bahkan di tahun 2020 saat Indonesia berada di tengah pendemi COVID-19, PT KBI mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 31,98 persen, atau meningkat dari Rp 50,3 miliar pada tahun 2019 menjadi Rp66,4 miliar.
"Kami proyeksikan, dengan transformasi ini korporasi akan mengalami peningkatan dari sisi kinerja korporasi. Tantangannya adalah bagaimana melakukan transformasi sumber daya manusianya," ujarnya.
Dengan menjadi digital corporation, semua sumber daya manusia yang ada juga harus bertransformasi, yaitu memiliki pola pikir digital.
"Untuk itu, kami juga terus melakukan berbagai program pengembangan SDM, yang disesuaikan dengan kebutuhan korporasi," demikian Fajar Wibhiyadi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021
"Perubahan dari perusahaan kliring yang menggunakan teknologi digital menjadi perusahaan digital yang memiliki lisensi kliring ini merupakan bentuk transformasi yang kami lakukan saat ini," kata Direktur Utama PT KBI (Persero) Fajar Wibhiyadi melalui rilis yang diterima Antara, Kamis.
Salah satu bentuk transformasi yang dilakukan PT KBI ditandai dengan peluncuran maskot korporasi yang memvisualisasikan perubahan KBI menjadi digital corporation, yaitu maskot si Robbi.
Maskot KBI si Robbi, merupakan akronim dari Robot KBI yang digambarkan sebagai sosok korporasi KBI yang saat ini sedang melakukan perubahan di industri 4.0, gelombang digitalisasi, diperlukan proses transformasi korporasi menuju korporasi yang kuat, lincah, berteknologi tinggi, dan memiliki akhlak.
Si Robbi menggambarkan KBI sebagai korporasi digital, kuat dalam menghadapi perubahan, dan memiliki DNA AKHLAK, yaitu Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyak, Adaptif, dan Kolaboratif.
"Dengan transformasi ini, ke depan KBI akan mengedepankan aspek teknologi digital dalam menjalankan layanan bisnis. Semua sedang dalam proses, dan kami targetkan dalam beberapa waktu ke depan, KBI sudah bisa 100 persen berubah menjadi 'digital corporation'," Fajar menambahkan.
Ia berharap dengan adanya transformasi menuju digital corporation akan dapat mendorong kinerja korporasi sehingga memberikan dampak positif terhadap para pemangku kepentingan.
Perubahan budaya ini akan mendorong peningkatan pelayanan yang lebih cepat dan akurat, serta meminimalisasi terjadinya human error, karena semua sudah menggunakan teknologi digital.
Sebelum melakukan transformasi menuju digital corporation, kinerja KBI sudah cukup baik, dalam lima tahun terakhir, perolehan laba KBI mengalami peningakatan mencapai 941 persen, sedangkan dalam hal aset terjadi peningkatan sebesar 169 persen.
Bahkan di tahun 2020 saat Indonesia berada di tengah pendemi COVID-19, PT KBI mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 31,98 persen, atau meningkat dari Rp 50,3 miliar pada tahun 2019 menjadi Rp66,4 miliar.
"Kami proyeksikan, dengan transformasi ini korporasi akan mengalami peningkatan dari sisi kinerja korporasi. Tantangannya adalah bagaimana melakukan transformasi sumber daya manusianya," ujarnya.
Dengan menjadi digital corporation, semua sumber daya manusia yang ada juga harus bertransformasi, yaitu memiliki pola pikir digital.
"Untuk itu, kami juga terus melakukan berbagai program pengembangan SDM, yang disesuaikan dengan kebutuhan korporasi," demikian Fajar Wibhiyadi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021