Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menggelar susur sungai dan drainase, guna mencegah dan menimalisasi banjir selama musim hujan ekstrem di daerah itu.
"Kegiatan ini untuk memastikan aliran sungai dan drainase di hulu hingga hilir tidak tersumbat sampah," kata Kepala BPBD Provinsi Kepualauan Babel Mikron Antariksa di Pangkalpinang, Kamis.
Ia mengatakan selama ini 90 persen bencana banjir ini selain disebabkan hujan lebat disertai air laut pasang yang tinggi, tetapi juga dikarenakan terjadinya pendangkalan sungai dan drainase oleh sampah masyarakat.
Selain itu, banjir di Bangka Belitung ini juga disebabkan kondisi tanah. Tanah di Babel merupakan tanah jenuh artinya tanah yang tidak menyerap air sehingga menimbulkan genangan-genangan air di pemukiman masyarakat.
"Drainase di pemukiman masyarakat kecil-kecil dan tersumbat, sehingga banyak sekarang ini banyak genangan air di tempat-tempat yang tidak diduga, karena kondisi tanah dan drainase yang tersumbat sampah," katanya.
Menurut dia dengan adanya kegiatan susur sungai dan drainase disertai sosialisasi ini, dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan aliran air ini.
"Dalam kegiatan ini kita melibat para pelajar SMA,SMK dan sederajat dan diharapkan mereka dapat menyosialisasikan kebersihan tempat pembuangan air ini," katanya.
Ia berharap pemerintah kabupaten/kota untuk memantau dan membersihkan serta memperdalam aliran sungai yang mengalami pendangkalan akibat sendimentasi yang tinggi.
"Saat ini potensi banjir rob di Babel tinggi, karena hujan lebat disertai pasang air laut yang tinggi. Oleh karena itu, diimbau masyarakat untuk selalu waspada menghadapi perubahan cuaca yang ekstrim ini," demikian Mikroan Antariksa.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021
"Kegiatan ini untuk memastikan aliran sungai dan drainase di hulu hingga hilir tidak tersumbat sampah," kata Kepala BPBD Provinsi Kepualauan Babel Mikron Antariksa di Pangkalpinang, Kamis.
Ia mengatakan selama ini 90 persen bencana banjir ini selain disebabkan hujan lebat disertai air laut pasang yang tinggi, tetapi juga dikarenakan terjadinya pendangkalan sungai dan drainase oleh sampah masyarakat.
Selain itu, banjir di Bangka Belitung ini juga disebabkan kondisi tanah. Tanah di Babel merupakan tanah jenuh artinya tanah yang tidak menyerap air sehingga menimbulkan genangan-genangan air di pemukiman masyarakat.
"Drainase di pemukiman masyarakat kecil-kecil dan tersumbat, sehingga banyak sekarang ini banyak genangan air di tempat-tempat yang tidak diduga, karena kondisi tanah dan drainase yang tersumbat sampah," katanya.
Menurut dia dengan adanya kegiatan susur sungai dan drainase disertai sosialisasi ini, dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan aliran air ini.
"Dalam kegiatan ini kita melibat para pelajar SMA,SMK dan sederajat dan diharapkan mereka dapat menyosialisasikan kebersihan tempat pembuangan air ini," katanya.
Ia berharap pemerintah kabupaten/kota untuk memantau dan membersihkan serta memperdalam aliran sungai yang mengalami pendangkalan akibat sendimentasi yang tinggi.
"Saat ini potensi banjir rob di Babel tinggi, karena hujan lebat disertai pasang air laut yang tinggi. Oleh karena itu, diimbau masyarakat untuk selalu waspada menghadapi perubahan cuaca yang ekstrim ini," demikian Mikroan Antariksa.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021