Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki beragam kerajinan khas, salah satunya Kopiah Resam. Kopiah resam merupakan peci yang terbuat dari tumbuhan resam. 

Kopiah resam hanya bisa ditemukan di Provinsi Kepualuan Bangka Belitung, oleh karenanya kerap dijadikan sebagai oleh-oleh bagi yang berkunjung ke Bumi Serumpun Sebalai. 

Biasanya kopiah resam  digunakan masyarakat dalam berbagai kegiatan seperti  beribadah, kegiatan adat dan masyarakat, serta acara-acara penting. 

Membuat kopiah resam merupakan warisan turun temurun, di Desa Dendang, Kabupaten Bangka Barat misalnya yang terkenal sebagai produsen kopiah resam. 

Atisah (65) salah satu pengrajin kopiah resam mengatakan sejak dirinya masih kecil sudah memiliki keterampilan membuat kopiah resam dari orang tuanya, bahkan dulu kopiah resam menjadi alat transaksi yang ditukar dengan kain dan barang lainnya. 

Tak terhitung sudah ribuan mungkin dirinya membuat kopiah resam dengan berbagai bentuk dan ukuran. Mereka menjajakan kopiah resam di halaman rumah mereka, namun sayangnya memang peminatnya tak terlalu banyak.

Padahal, mereka telah mengkreasikan tumbuhan resam menjadi berbagai bentuk, tidak hanya kopiah resam namun juga gelang, cincin, konektor hijab, masker, topi dan lainnya. Selain itu, mereka juga telah membuat berbagai motif di kopiah resam sehingga tampilannya tidak lagi polos. 

“Kami ini bisa buat banyak, tapi penjualannya susah. Dari dulu itulah masalahnya,” katanya. 

Tak hanya Atisah persoalan pemasaran juga dirasakan para pengrajin kopiah resam di Desa Dendang. Terkadang bisa berbulan-bulan kopiah resam yang mereka buat belum juga terjual. Padahal mereka membutuhkan biaya untuk memproduksi kopiah resam. 

Melihat permasalahan ini, Suriadi pemuda Desa Dendang mulai memikirkan cara untuk memasarkan produk kerajinan berbahan resam ini. Saat ini kata Suriadi ada 100 lebih pengrajin resam di Desa mereka, memang kebanyakan sudah usia lanjut, namun juga masih ada generasi muda. 

“Saya lihat potensinya bagus, makanya saya coba beli hasil kerajinan mereka lalu saya promosikan dan jual ke luar. Dengan saya beli, mereka bisa mutar modalnya untuk beli bahan baku, beli jarum dan lainnya,” katanya.

Awalnya, dirinya juga sempat terkendala permodalan untuk membeli produk para pengrajin ini. Akhirnya dirinya menjadi mitra binaan PT Timah Tbk dan membuat brand Alueng Handycraf untuk memasarkan kopiah resam. 

Tak berfokus di kopiah resam, dirinya mendorong para pengrajin untuk mengembangkan produk, seperti membuat cincin, gelang, gantungan kunci, tas hp, topi koboy cowok dan cewek.

“Setelah memiliki modal saya mulai memasarkan produknya, jualan ke Kantor DPRD, jual ke rekan-rekan yang saya kenal. Lalu mulai memasarkan menggunakan media sosial,” katanya. 

Dirinya memanfaatkan media promosi melalui akun Facebook Alueng Handycraf dan Instagram 
 aluenghandycrafs93.

Menurutnya, semakin banyak yang menggunakan produknya maka akan semakin dikenal, dan memudahkannya dalam mempromosikan produknya secara langsung.

Ia memiliki strategi dalam mempromosikan kopiah resam dengan mengenalkan proses pembuatan, menceritakan perkembangan resam dari masa ke masa, sehingga tidak hanya menjual sebuah kerajinan tapi juga cerita dari lahirnya sebuah kerajinan. 

“Harga resam ini kan agak tinggi ini sesuai dengan proses pembuatan dan tingkat kesulitannya, mulai dari Rp 100 ribu sampai dengan Rp 2,5 juta. Banyak yang tertarik tapi pas tau harga mereka mundur. Makanya saya coba cari cara untuk mempromosikan dengan menceritakan proses pembuatannya,” katanya. 

Dirinya juga dibantu PT Timah Tbk untuk memasarkan produk melalui pameran yang dilaksanakan di luar daerah seperti di Solo, selain itu dirinya juga mulai memiliki beberapa reseller. 

“Menjadi mitra binaan PT Timah Tbk saya tidak hanya dapat modal, tapi saya dibantu untuk memasarkan produknya. Ada pembinaan juga, saya dibina untuk membuat kemasannya menjadi menarik dan strategi lainnya,” katanya. 

Kedepan, untuk meningkatkan pemasaran resam dirinya berencana membuat galeri resam. Sehingga semakin bisa mengenalkan dan meningkatkan penjualan produk resam. 

“PT Timah Tbk tidak hanya membantu saya dalam mendapatkan modal,  tapi juga PT Timah sudah membantu pengrajin resam di sini, karena saya beli kerajinan dari pengrajin ini,” ujarnya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021