Kepala SAR Kelas B Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Fazzli minta penambang biji timah tradisional menghentikan aktivitasnya karena intensitas hujan cukup tinggi dibeberapa wilayah di provinsi itu.

"Saya minta penambang biji timah tradisional yang umumnya dikerjakan oleh masyarakat dapat menghentikan aktivitasnya, curah hujan dapat mengakibatkan potensi tanah longsor di area galian tambang," kata Fazzli melalui pesan resmi, Selasa.

Dia mengatakan, curah hujan yang tinggi mengakibatkan struktur tanah galian biji timah menjadi labil dan mudah berpotensi terjadinya longsor.

"Tanah longsor yang mengakibatkan korban jiwa pekerja tambang biji timah tradisional sering terjadi karena pekerja kurang memperhatikan kondisi lingkungan serta tidak menerapkan strandar keselamatan kerja," jelasnya.

Fazzli juga mengingatkan masyarakat yang berada di wilayah rawan bencana seperti banjir, angin puting beliung agar benar-benar memperhatikan lingkungannya.

"Saluran drainase dipastikan harus bersih dari tumpukan sampah agar tidak menghambat aliran air, begitu pula halnya daerah yang rawan angin puting beliung untuk menembang pohon tinggi yang berada disekitar rumah," ujarnya.

Masyarakat harus tetap meingkatkan kewasapadaan karena potensi bencana alam dapat  terjadi kapan saja baik di daerah maupun di air.

"Kami terus melakukan koordinasi dengan instasi terkait di daerah seperti TNI, Polri, BPBD dan pihak lainnya  guna mempermudah antisipasi sekaligus mempercepat layanan pertolongan jika terjadi musibah," kata Fazzli.

 
 

Pewarta: Kasmono

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022