Saham-saham Korea Selatan melemah pada perdagangan Jumat pagi, setelah lonjakan mengejutkan dalam inflasi AS yang bergema di pasar global memperkuat kekhawatiran kenaikan suku bunga Fed yang lebih agresif, sementara won melemah dan imbal hasil obligasi naik.
Indikator utama Bursa Efek Korea, Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) merosot 16,59 poin atau 0,60 persen, menjadi diperdagangkan di 2.755,34 poin pada pukul 02.33 GMT. Untuk minggu ini, indeks diharapkan naik 0,2 persen untuk menandai kenaikan mingguan kedua berturut-turut.
Di antara saham-saham kelas berat, raksasa teknologi Samsung Electronics melemah 0,53 persen dan rekannya SK Hynix bertambah 1,16 persen, sementara LG Chem dan Naver jatuh masing-masing 2,27 persen dan 1,06 persen,
Lonjakan besar dalam inflasi AS dan komentar Presiden Federal Reserve St. Louis, James Bullard tentang kenaikan suku bunga yang lebih cepat memicu kekhawatiran kenaikan suku bunga, kata Seo Sang-young, seorang analis di Mirae Asset Securities.
Bullard mengatakan pada Kamis (10/2/2022) bahwa pihaknya "secara dramatis" menjadi lebih hawkish mengingat data inflasi terpanas dalam hampir 40 tahun, dan dia sekarang menginginkan persentase poin penuh kenaikan suku bunga selama tiga pertemuan kebijakan bank sentral AS berikutnya .
Investor asing adalah pembeli bersih saham senilai 113,6 miliar won di papan utama.
Won dikutip pada 1.199,4 per dolar di platform penyelesaian transaksi dalam negeri, 0,24 persen lebih rendah dari penutupan sebelumnya di 1,196,5.
Dalam perdagangan luar negeri, won dikutip pada 1.198,9 per dolar, naik 0,1 persen dari hari sebelumnya, sementara dalam perdagangan non-deliverable forward (NDF), kontrak satu bulannya dikutip pada 1.200,0.
Di pasar uang dan utang, kontrak berjangka Maret pada obligasi pemerintah tiga tahun turun 0,20 poin menjadi 107,51.
Imbal hasil obligasi pemerintah Korea 3-tahun yang paling likuid naik 6,7 basis poin menjadi 2,331 persen, sedangkan imbal hasil obligasi pemerintah Korea 10-tahun yang dijadikab acuan naik 3,8 basis poin menjadi 2,724 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022
Indikator utama Bursa Efek Korea, Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) merosot 16,59 poin atau 0,60 persen, menjadi diperdagangkan di 2.755,34 poin pada pukul 02.33 GMT. Untuk minggu ini, indeks diharapkan naik 0,2 persen untuk menandai kenaikan mingguan kedua berturut-turut.
Di antara saham-saham kelas berat, raksasa teknologi Samsung Electronics melemah 0,53 persen dan rekannya SK Hynix bertambah 1,16 persen, sementara LG Chem dan Naver jatuh masing-masing 2,27 persen dan 1,06 persen,
Lonjakan besar dalam inflasi AS dan komentar Presiden Federal Reserve St. Louis, James Bullard tentang kenaikan suku bunga yang lebih cepat memicu kekhawatiran kenaikan suku bunga, kata Seo Sang-young, seorang analis di Mirae Asset Securities.
Bullard mengatakan pada Kamis (10/2/2022) bahwa pihaknya "secara dramatis" menjadi lebih hawkish mengingat data inflasi terpanas dalam hampir 40 tahun, dan dia sekarang menginginkan persentase poin penuh kenaikan suku bunga selama tiga pertemuan kebijakan bank sentral AS berikutnya .
Investor asing adalah pembeli bersih saham senilai 113,6 miliar won di papan utama.
Won dikutip pada 1.199,4 per dolar di platform penyelesaian transaksi dalam negeri, 0,24 persen lebih rendah dari penutupan sebelumnya di 1,196,5.
Dalam perdagangan luar negeri, won dikutip pada 1.198,9 per dolar, naik 0,1 persen dari hari sebelumnya, sementara dalam perdagangan non-deliverable forward (NDF), kontrak satu bulannya dikutip pada 1.200,0.
Di pasar uang dan utang, kontrak berjangka Maret pada obligasi pemerintah tiga tahun turun 0,20 poin menjadi 107,51.
Imbal hasil obligasi pemerintah Korea 3-tahun yang paling likuid naik 6,7 basis poin menjadi 2,331 persen, sedangkan imbal hasil obligasi pemerintah Korea 10-tahun yang dijadikab acuan naik 3,8 basis poin menjadi 2,724 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022