Seoul (ANTARA) - Saham Korea Selatan berada di lintasan untuk mencatat penurunan paling tajam dalam setahun pada Kamis, karena sentimen penghindaran risiko menguat setelah bank sentral AS mengisyaratkan kenaikan suku bunga Maret, sementara investor menjual saham LG Energy Solution pada debut perdagangan.
Indikator utama Bursa Efek Korea, Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) anjlok 80,63 poin atau 2,98 persen menjadi diperdagangkan di 2.628,61 poin pada pukul 02.37 GMT, diperkirakan akan membukukan penurunan tertajam sejak 29 Januari 2021.
Di antara saham-saham kelas berat, raksasa teknologi Samsung Electronics jatuh 2,18 persen dan rekannya SK Hynix terpuruk 4,68 persen, sementara LG Chem merosot 7,53 persen dan Naver melemah 1,44 persen.
Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell memperingatkan bahwa inflasi tetap di atas tujuan jangka panjang Fed dan masalah rantai pasokan mungkin lebih persisten daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Pasar bereaksi terhadap Fed yang hawkish, tetapi juga investor asing secara besar-besaran menjual saham LG Energy Solution untuk mengambil keuntungan pada hari perdagangan pertamanya, kata Huh Jae-hwan, seorang analis di Eugene Investment & Securities.
Investor asing adalah penjual bersih saham senilai 1.390,2 miliar won di papan utama.
Saham LG Energy Solution Ltd melonjak dalam debut mereka pada Kamis pagi setelah IPO terbesar Korea Selatan menarik tawaran senilai 13 triliun dolar AS, menjadikannya perusahaan paling berharga kedua di negara itu.
Won dikutip pada 1.202,6 per dolar di platform penyelesaian transaksi dalam negeri, 0,41 persen lebih rendah dari penutupan sehari sebelumnya di 1.197,7.
Dalam perdagangan luar negeri, won dikutip pada 1.202,4 per dolar, turun 0,4 persen dari hari sebelumnya, sementara dalam perdagangan non-deliverable forward, kontrak satu bulannya tercatat pada 1,203,3.
Di pasar uang dan utang, kontrak berjangka Maret pada obligasi pemerintah tiga tahun turun 0,19 poin menjadi 107,87.
Imbal hasil obligasi pemerintah Korea 3-tahun yang paling likuid naik 6,1 basis poin menjadi 2,217 persen, sedangkan imbal hasil obligasi pemerintah Korea 10-tahun yang dijadikan acuan naik 3,1 basis poin menjadi 2,604 persen.