Bupati Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Sahani Saleh melakukan panen bersama padi di persawahan Desa Cerucuk, Kecamatan Badau, Belitung, Kamis (10/3).
Panen di areal sawah seluas lima hektare tersebut merupakan lahan percobaan penggunaan pupuk organik merek Dinosaurus dengan hasil produksi mencapai 18 ton gabah kering giling (GKG) per hektare.
"Hasil produksi menggunakan pupuk cair (organik) ternyata cukup baik jika dibandingkan menggunakan pupuk biasa," katanya di Badau, Kamis.
Produksi padi menggunakan pupuk organik terbukti meningkat jika dibandingkan penggunaan pupuk biasa (anorganik) dari 1,4 ton GKG per hektare menjadi 3,6 ton GKG per hektare.
"Sehingga, hasil uji coba penggunaan pupuk organik bagus untuk meningkatkan produksi padi petani," ujarnya.
Atas keberhasilan uji coba itu, pihaknya mendorong petani untuk beralih menggunakan pupuk organik karena dinilai mampu untuk meningkatkan jumlah produksi padi.
"Upaya ini dilakukan sekaligus untuk mengurangi penggunaan pupuk subsidi atau menyikapi di tengah kenaikan harga pupuk non subsidi sekarang ini," katanya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Belitung, Destika Efenly mengatakan uji coba penggunaan pupuk organik berhasil meningkatkan produksi padi petani setempat.
Uji coba dilakukan sebanyak dua tahapan, tahap pertama uji coba "demonstration plot" (demplot) seluas satu satu hektare serta tahap kedua demonstration farming (denfarm) seluas lima hektare.
"Hasilnya ada peningkatan dari rata-rata 1,4 ton GKG per hektare menjadi 2,6 ton GKG dan naik menjadi 3,16 ton GKG per hektare," ujarnya.
Petani di daerah itu untuk mulai menggunakan pupuk organik guna meningkatkan produksi padi di daerah itu
"Karena penggunaan pupuk organik merupakan program nasional dan kedepannya pupuk anorganik hanya sebagai pelengkap saja," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022
Panen di areal sawah seluas lima hektare tersebut merupakan lahan percobaan penggunaan pupuk organik merek Dinosaurus dengan hasil produksi mencapai 18 ton gabah kering giling (GKG) per hektare.
"Hasil produksi menggunakan pupuk cair (organik) ternyata cukup baik jika dibandingkan menggunakan pupuk biasa," katanya di Badau, Kamis.
Produksi padi menggunakan pupuk organik terbukti meningkat jika dibandingkan penggunaan pupuk biasa (anorganik) dari 1,4 ton GKG per hektare menjadi 3,6 ton GKG per hektare.
"Sehingga, hasil uji coba penggunaan pupuk organik bagus untuk meningkatkan produksi padi petani," ujarnya.
Atas keberhasilan uji coba itu, pihaknya mendorong petani untuk beralih menggunakan pupuk organik karena dinilai mampu untuk meningkatkan jumlah produksi padi.
"Upaya ini dilakukan sekaligus untuk mengurangi penggunaan pupuk subsidi atau menyikapi di tengah kenaikan harga pupuk non subsidi sekarang ini," katanya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Belitung, Destika Efenly mengatakan uji coba penggunaan pupuk organik berhasil meningkatkan produksi padi petani setempat.
Uji coba dilakukan sebanyak dua tahapan, tahap pertama uji coba "demonstration plot" (demplot) seluas satu satu hektare serta tahap kedua demonstration farming (denfarm) seluas lima hektare.
"Hasilnya ada peningkatan dari rata-rata 1,4 ton GKG per hektare menjadi 2,6 ton GKG dan naik menjadi 3,16 ton GKG per hektare," ujarnya.
Petani di daerah itu untuk mulai menggunakan pupuk organik guna meningkatkan produksi padi di daerah itu
"Karena penggunaan pupuk organik merupakan program nasional dan kedepannya pupuk anorganik hanya sebagai pelengkap saja," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022