Stasiun Meteorologi H.A.S. Hananjoeddin Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, melatih nelayan di daerah itu memahami kondisi perkembangan cuaca melalui Sekolah Lapangan Cuaca Nelayan (SLCN) 2022.
"Pemahaman kondisi perkembangan cuaca sangat penting demi keselamatan nelayan saat melaut," kata Kepala Stasiun Meteorologi H.A.S. Hanandjoeddin Tanjung Pandan, Charles Siregar, di Tanjung Pandan, Rabu.
Ia mengatakan pelaksanaan SLCN 2022 di daerah itu diikuti sebanyak 100 nelayan dengan tujuan melatih kemampuan para nelayan dalam memahami kondisi perkembangan cuaca.
"Terutama Pulau Belitung merupakan daerah maritim dan sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai nelayan tradisional," ujarnya.
Ia mengharapkan SLCN 2022 membangun pengetahuan serta pola pikir nelayan tentang pentingnya memahami informasi perkembangan cuaca saat melaut.
"BMKG juga memberikan informasi mengenai titik-titik lokasi wilayah penangkapan ikan potensial, sehingga tangkapan para nelayan lebih berlimpah dan menghemat biaya, waktu, dan bahan bakar," katanya.
Sub Koordinator Bidang Manajemen Observasi Meteorologi Belitung BMKG Pusat, Bayu Edo Pratama, mengatakan di tengah kondisi perubahan iklim dan cuaca yang tidak menentu, maka informasi perkembangan cuaca yang mudah dan cepat didapat dibutuhkan oleh nelayan.
Dia mengatakan guna menjembatani kebutuhan nelayan tersebut, BMKG menyediakan aplikasi Inawis yang bisa diakses oleh nelayan guna mendapatkan informasi seputar perkembangan cuaca, seperti tinggi gelombang, arah angin, dan wilayah tangkapan ikan yang cukup potensial.
"Sehingga untuk mempelajari kondisi perkembangan cuaca tidak bisa hanya berdasarkan ilmu turun-temurun atau warisan nenek moyang. Karena terjadinya kondisi perubahan iklim sehingga kondisi cuaca saat ini sangat tidak menentu," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022
"Pemahaman kondisi perkembangan cuaca sangat penting demi keselamatan nelayan saat melaut," kata Kepala Stasiun Meteorologi H.A.S. Hanandjoeddin Tanjung Pandan, Charles Siregar, di Tanjung Pandan, Rabu.
Ia mengatakan pelaksanaan SLCN 2022 di daerah itu diikuti sebanyak 100 nelayan dengan tujuan melatih kemampuan para nelayan dalam memahami kondisi perkembangan cuaca.
"Terutama Pulau Belitung merupakan daerah maritim dan sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai nelayan tradisional," ujarnya.
Ia mengharapkan SLCN 2022 membangun pengetahuan serta pola pikir nelayan tentang pentingnya memahami informasi perkembangan cuaca saat melaut.
"BMKG juga memberikan informasi mengenai titik-titik lokasi wilayah penangkapan ikan potensial, sehingga tangkapan para nelayan lebih berlimpah dan menghemat biaya, waktu, dan bahan bakar," katanya.
Sub Koordinator Bidang Manajemen Observasi Meteorologi Belitung BMKG Pusat, Bayu Edo Pratama, mengatakan di tengah kondisi perubahan iklim dan cuaca yang tidak menentu, maka informasi perkembangan cuaca yang mudah dan cepat didapat dibutuhkan oleh nelayan.
Dia mengatakan guna menjembatani kebutuhan nelayan tersebut, BMKG menyediakan aplikasi Inawis yang bisa diakses oleh nelayan guna mendapatkan informasi seputar perkembangan cuaca, seperti tinggi gelombang, arah angin, dan wilayah tangkapan ikan yang cukup potensial.
"Sehingga untuk mempelajari kondisi perkembangan cuaca tidak bisa hanya berdasarkan ilmu turun-temurun atau warisan nenek moyang. Karena terjadinya kondisi perubahan iklim sehingga kondisi cuaca saat ini sangat tidak menentu," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022