Belitung (ANTARA) - Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mengimbau nelayan di daerah itu mewaspadai kondisi cuaca ekstrem ketika turun melaut.
"Kami mengimbau rekan-rekan nelayan dapat mewaspadai potensi cuaca ekstrem ketika turun melaut," kata Wakil Ketua DPC HNSI Belitung, Jasman di Tanjungpandan, Rabu.
Menurut dia, imbauan ini disampaikan mengingat sekarang ini telah memasuki fase musim barat sehingga rawan terjadinya cuaca ekstrem di wilayah perairan setempat.
"Desember merupakan musim barat jadi rawan sekali terjadinya cuaca ekstrem seperti angin kencang maupun gelombang tinggi," ujarnya.
Jasman menyebutkan, berdasarkan hasil pengamatan di situs maritim BMKG, tinggi gelombang di Selat Gelasa, perairan Utara Belitung, Selat Karimata, Laut Jawa bagian barat, perairan utara Jawa Barat mencapai 1,25 - 2,50 meter.
"Tinggi gelombang memang kategori sedang jadi kami imbau nelayan untuk tidak memaksakan diri ketika turun melaut guna mengantisipasi terjadinya kecelakaan dan hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.
Dia mengatakan, imbauan ini juga disampaikan menyusul adanya surat edaran dari KSOP Kelas IV Tanjungpandan tentang waspada cuaca ekstrem di wilayah perairan setempat.
Ia menambahkan apabila nelayan terpaksa turun melaut diharapkan dapat melengkapi alat komunikasi dan keselamatan dan memastikannya dapat berfungsi dengan baik.
Selain itu, lanjut dia, apabila berhadapan dengan cuaca buruk ketika turun melaut dapat segera berkomunikasi dan melaporkan posisi keberadaan kapal.
Akan tetapi, pihaknya tetap mengimbau nelayan tidak turun melaut di tengah kondisi cuaca buruk sampai kondisi cuaca benar-benar aman di perairan yang akan dilalui.
"Namun kami lebih mengutamakan agar nelayan tidak memaksakan diri untuk turun melaut apabila cuaca buruk," ujarnya.