Pangkalpinang, (ANTARA Babel) - Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung  menyatakan rata-rata abrasi pantai di provinsi itu berkisar satu meter per tahun.

"Berdasarkan kajian-kajian teknis, abrasi pantai di Bangka Belitung berkisar hingga satu meter per tahun," kata  Plh Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas PU Babel, David Oktaviandi di Pangkalpinang, Rabu.

David menjelaskan, kepekaan suatu tanah untuk mengalami erosi atau erodibilitas tanah untuk pantai normalnya berkisar 15 sentimeter.

"Oleh sebab itu, kalau erodibilitas hingga satu meter, saya kira itu sudah masuk tahap parah," kata dia.

Abrasi disebabkan dua faktor yakni alami dan perbuatan manusia. Secara alami, abrasi dikarenakan kekuatan gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak.

Sedangkan faktor manusia seperti pengambilan batu karang yang dapat mengurangi kekuatan gelombang yang mencapai pantai.

Salah satu solusi yangditawarkan adalah penggunaan teknologi pemecah gelombang seperti geotube dan geobag.

"Geotube dan geobag adalah pemecah buatan terbuat dari sejenis polimer nilon yang berbentuk seperti sosis, mereka diletakkan di pantai untuk menjebak pasit," jelas David.

Beberapa kelebihan geotube dan geobag antara lain adalah kemampuannya menahan partikel tanah dan meneruskan air. Selain itu proses pemasangannya dianggap mudah.

Meski demikian, David mengatakan Babel belum sanggup mengaplikasikan teknologi tersebut di semua wilayah pantai karena kendala biaya.

"Biaya pemasangan geotube dan geobag lumayan tinggi, contohnya di Pantai Matras, pemasangan geotube dan geobag mencapai Rp70 miliar," kata dia.

Sedangkan, kata David, saat ini prioritas provinsi masih pada penormalan saluran air untuk mengantisipasi banjir dan irigasi untuk lahan pertanian.

Pewarta:

Editor : Ida


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2012