Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berupaya menumbuhkan pemahaman dan kesadaran dalam menghadapi bencana kepada warga yang tinggal di lokasi rawan melalui program kampung tangguh.
"Kesadaran warga yang tinggal di daerah rawan bencana perlu terus ditingkatkan agar mereka paham berbagai tindakan yang harus dilakukan, mulai dari pencegahan, tindakan saat kejadian hingga pasca-bencana," kata Kepala BPBD Kabupaten Bangka Barat Achmad Nursyandi di Mentok, Sabtu.
Berdasarkan pengalaman dan pemetaan yang telah dilakukan selama ini, di Kabupaten Bangka Barat terdapat beberapa permukiman yang menjadi langganan bencana banjir air pasang.
"Untuk Kecamatan Mentok yang paling sering menjadi lokasi banjir air pasang, yaitu Kampung Ulu, Kampung Tanjunglaut dan Telukrubiah yang seluruhnya berada di wilayah Kelurahan Tanjung," ujarnya.
Di beberapa lokasi itu hampir setiap tahun terjadi banjir air pasang, terutama pada saat curah hujan tinggi dalam waktu cukup lama bersamaan dengan waktu pasang air laut tinggi.
Dengan risiko bencana yang cukup besar tersebut, Pemkab Bangka Barat bersama instansi terkait lain dan masyarakat setempat berupaya membentuk kampung tangguh yang di dalamnya terdapat beberapa kegiatan untuk meningkatkan kesadaran warga agar semakin tanggap bencana.
"Kesadaran untuk melakukan persiapan, penanganan saat kejadian dan pasca-kejadian perlu dipahami guna meminimalkan kemungkinan jatuhnya korban jiwa dan harta benda," katanya.
Menurut dia, untuk mengurangi risiko bencana warga diberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga lingkungan tetap bersih, sehat dan memastikan aliran air berjalan lancar.
"Membiasakan diri dengan tidak membuang sampah sembarangan agar saluran pembuangan tetap bersih, kesadaran melakukan perawatan pintu air merupakan salah satu upaya yang bisa dilakukan warga secara mandiri," katanya.
Selain langkah pencegahan tersebut, kata dia, keterampilan dalam melakukan tindakan pada saat terjadi situasi darurat bencana juga perlu ditingkatkan, misalnya mengamankan barang dan surat berharga agar tidak rusak atau hanyut, evakuasi kepada anggota keluarga atau warga yang sakit.
Pada saat musim hujan yang sudah memasuki masa tinggi, warga juga perlu memantau perkembangan prakiraan cuaca dan memantau tabel pasang air laut agar bisa melakukan persiapan dan tindakan yang tepat pada saat terjadi darurat.
"Kami bersama kawan-kawan di pusat pengendalian operasi juga terus melakukan pemantauan pada saat situasi masuk status siaga," katanya.
Untuk saat ini, tim reaksi cepat BPBD Kabupaten Bangka Barat beranggotakan 20 personel dan pada saat terjadi bencana akan berkolaborasi dengan personel TNI, Polri, Basarnas Babel, tim relawan, Satpol PP Damkar, PMI dan sejumlah pihak lain yang selama ini selalu membantu penanganannya.
Dengan berbagai pola yang sudah disiapkan dan dilakukan tersebut diharapkan pada saat terjadi situasi darurat mampu ditangani dengan cepat, tepat dan menyeluruh sehingga bisa meminimalkan kemungkinan jatuhnya korban.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022
"Kesadaran warga yang tinggal di daerah rawan bencana perlu terus ditingkatkan agar mereka paham berbagai tindakan yang harus dilakukan, mulai dari pencegahan, tindakan saat kejadian hingga pasca-bencana," kata Kepala BPBD Kabupaten Bangka Barat Achmad Nursyandi di Mentok, Sabtu.
Berdasarkan pengalaman dan pemetaan yang telah dilakukan selama ini, di Kabupaten Bangka Barat terdapat beberapa permukiman yang menjadi langganan bencana banjir air pasang.
"Untuk Kecamatan Mentok yang paling sering menjadi lokasi banjir air pasang, yaitu Kampung Ulu, Kampung Tanjunglaut dan Telukrubiah yang seluruhnya berada di wilayah Kelurahan Tanjung," ujarnya.
Di beberapa lokasi itu hampir setiap tahun terjadi banjir air pasang, terutama pada saat curah hujan tinggi dalam waktu cukup lama bersamaan dengan waktu pasang air laut tinggi.
Dengan risiko bencana yang cukup besar tersebut, Pemkab Bangka Barat bersama instansi terkait lain dan masyarakat setempat berupaya membentuk kampung tangguh yang di dalamnya terdapat beberapa kegiatan untuk meningkatkan kesadaran warga agar semakin tanggap bencana.
"Kesadaran untuk melakukan persiapan, penanganan saat kejadian dan pasca-kejadian perlu dipahami guna meminimalkan kemungkinan jatuhnya korban jiwa dan harta benda," katanya.
Menurut dia, untuk mengurangi risiko bencana warga diberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga lingkungan tetap bersih, sehat dan memastikan aliran air berjalan lancar.
"Membiasakan diri dengan tidak membuang sampah sembarangan agar saluran pembuangan tetap bersih, kesadaran melakukan perawatan pintu air merupakan salah satu upaya yang bisa dilakukan warga secara mandiri," katanya.
Selain langkah pencegahan tersebut, kata dia, keterampilan dalam melakukan tindakan pada saat terjadi situasi darurat bencana juga perlu ditingkatkan, misalnya mengamankan barang dan surat berharga agar tidak rusak atau hanyut, evakuasi kepada anggota keluarga atau warga yang sakit.
Pada saat musim hujan yang sudah memasuki masa tinggi, warga juga perlu memantau perkembangan prakiraan cuaca dan memantau tabel pasang air laut agar bisa melakukan persiapan dan tindakan yang tepat pada saat terjadi darurat.
"Kami bersama kawan-kawan di pusat pengendalian operasi juga terus melakukan pemantauan pada saat situasi masuk status siaga," katanya.
Untuk saat ini, tim reaksi cepat BPBD Kabupaten Bangka Barat beranggotakan 20 personel dan pada saat terjadi bencana akan berkolaborasi dengan personel TNI, Polri, Basarnas Babel, tim relawan, Satpol PP Damkar, PMI dan sejumlah pihak lain yang selama ini selalu membantu penanganannya.
Dengan berbagai pola yang sudah disiapkan dan dilakukan tersebut diharapkan pada saat terjadi situasi darurat mampu ditangani dengan cepat, tepat dan menyeluruh sehingga bisa meminimalkan kemungkinan jatuhnya korban.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022