Muntok (Antara Babel) - Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung, mengungkapkan hingga saat ini pihaknya belum mampu mengukur kualitas udara di daerah itu.
"Kami belum memiliki alat pengukur kualitas udara sehingga kabut asap cukup pekat yang terjadi dalam beberapa minggu terakhir tidak bisa dipantau tingkat bahayanya," ujar Sekretaris Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Bangka Barat, Yudi Hermanto, di Muntok, Jumat.
Ia mengatakan, saat ini pihaknya masih mengupayakan pengadaan alat pengukur kualitas udara tersebut agar ke depan pemerintah bersama masyarakat setempat bisa mengetahui kualitas udara di sekitarnya dan melakukan tindakan antisipasi gangguan kesehatan jika sewaktu-waktu terjadi bencana kabut asap seperti yang terjadi saat ini.
"Belum adanya alat tersebut memang cukup merepotkan karena sampai saat ini kami belum bisa memastikan seberapa jauh terjadinya perubahan kualitas udara, terutama di Muntok dan sekitarnya yang kabut asapnya cukup mengganggu pernafasan dan jarak pandang," kata dia.
Menurut dia, kabut asap yang semakin pekat di Muntok dinilai sudah mengkhawatirkan dan kualitasnya menurun jauh karena sudah berlangsung cukup lama.
"Kami imbau kepada masyarakat untuk selalu menggunakan masker dan bagi anak-anak kurangi aktivitas di luar rumah sebagai antisipasi berbagai gangguan pernafasan dan penyakit mata," kata dia.
Menurut dia, kabut asap yang melanda sebagian besar wilayah Bangka Barat, adalah kabut asap kiriman dari Pulau Sumatera yang terbawa anging dari arah barat.
Kabut asap tersebut akan berkurang kepekatannya saat ada perubahan arah mata angin dari arah timur atau tenggara.
Saat musim angin barat, pergerakan angin banyak dari arah Pulau Sumatera menuju Pulau Bangka, sehingga Muntok yang berada tepat di sebelahnya terkena dampak kabut asap, namun kepekatan asap berkurang saat perubahan angin dari arah tenggara atau timur, kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015
"Kami belum memiliki alat pengukur kualitas udara sehingga kabut asap cukup pekat yang terjadi dalam beberapa minggu terakhir tidak bisa dipantau tingkat bahayanya," ujar Sekretaris Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Bangka Barat, Yudi Hermanto, di Muntok, Jumat.
Ia mengatakan, saat ini pihaknya masih mengupayakan pengadaan alat pengukur kualitas udara tersebut agar ke depan pemerintah bersama masyarakat setempat bisa mengetahui kualitas udara di sekitarnya dan melakukan tindakan antisipasi gangguan kesehatan jika sewaktu-waktu terjadi bencana kabut asap seperti yang terjadi saat ini.
"Belum adanya alat tersebut memang cukup merepotkan karena sampai saat ini kami belum bisa memastikan seberapa jauh terjadinya perubahan kualitas udara, terutama di Muntok dan sekitarnya yang kabut asapnya cukup mengganggu pernafasan dan jarak pandang," kata dia.
Menurut dia, kabut asap yang semakin pekat di Muntok dinilai sudah mengkhawatirkan dan kualitasnya menurun jauh karena sudah berlangsung cukup lama.
"Kami imbau kepada masyarakat untuk selalu menggunakan masker dan bagi anak-anak kurangi aktivitas di luar rumah sebagai antisipasi berbagai gangguan pernafasan dan penyakit mata," kata dia.
Menurut dia, kabut asap yang melanda sebagian besar wilayah Bangka Barat, adalah kabut asap kiriman dari Pulau Sumatera yang terbawa anging dari arah barat.
Kabut asap tersebut akan berkurang kepekatannya saat ada perubahan arah mata angin dari arah timur atau tenggara.
Saat musim angin barat, pergerakan angin banyak dari arah Pulau Sumatera menuju Pulau Bangka, sehingga Muntok yang berada tepat di sebelahnya terkena dampak kabut asap, namun kepekatan asap berkurang saat perubahan angin dari arah tenggara atau timur, kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015