Pangkalpinang (Antara Babel) - Balai Karantina Kelas II Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencegah masuk atau keluarnya bibit lada yang mengandung penyakit pada tanaman lada yang selama ini banyak disebut masyarakat setempat sebagai jamur cendawan.

"Kita lakukan pemantauan ekstra terhadap masuk atau keluarnya bibit lada yang mengandung penyakit 'ptopthora capsici' yang dapat mengakibatkan pembusukan pada pangkal batang sehingga berpotensi mengurangi kualitas lada," ujar Kepala Balai Karantina Kelas II Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Yulianto Setiawan di Pangkalpinang, Selasa.

Ia mengatakan penyakit  ini dominan ditemukan pada lada lokal yang akan dibawa keluar daerah.

"Lada yang terdeteksi penyakit tersebut lebih banyak dari bibit lada Babel dibandingkan bibit lada dari luar yang masuk ke Babel," katanya.

Ia menjelaskan lada yang terdeteksi penyakit tersebut akan dimusnahkan.

"Jika sudah terbukti mengandung 'ptopthora capsici' akan kita lakukan pemusnahan agar tidak menyebar  ke daerah lain," katanya.

Ia menjelaskan "ptopthora capsici" tersebut dapat menyerang seluruh bagian tanaman lada, tapi serangan yang paling membahayakan adalah pada pangkal batang atau akar karena menyebabkan kematian tanaman dengan cepat.

"Gejala serangan 'ptopthora capsici' menyababkan pangkal batang atau akar layu. Pangkal batang yang terserang menjadi berwarna hitam, pada keadaan lembab dan nampak lendir yang berwarna kebiruan," katanya.

Ia menambahkan gejala serangan pada daun berupa bercak berwarna hitam dan dikelilingi gejala bergerigi seperti renda yang akan tampak jelas bila daun diarahkan kecahaya.

"Bagian daun hanya nampak pada gejala bercak yang belum lanjut dan terjadi pada keadaan lembab. Daun yang terinfeksi merupakan sumber inokulum bagi daun, tangkai daun dan cabang yang ada didekatnya," katanya.

Serangan pada buah terjadi pada buah yang dekat dengan permukaan tanah, menyebabkan buah berwarna hitam dan membusuk.

"Apabila jamur ptopthora capsici menginfeksi satu tanaman lada pada suatu kebun, maka 1-2 bulan kemudian tanaman di sekitarnya akan terinfeksi juga. Penyebaran tersebut akan lebih cepat pada musim hujan," katanya.

Ia menambahkan serangan "ptopthora capsici"  pada tanaman lada banyak terjadi pada musim hujan karena rendah dan kelembaban yang tinggi serta didukung oleh adanya nutrisi yang cukup akan merangsang struktur istirahat jamur tersebut untuk berkecambah.

"Tetesan air hujan yang jatuh ketanah dapat membantu memindahkan propagul dari tanah ke daun yang didekatnya sehingga memungkinkan terjadinya infeksi," katanya.

Pewarta: Septi Artiana

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015