Wali Kota Pangkalpinang Maulan Aklil (Molen) menggelar doa bersama lintas agama dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke-77 di Tugu Titik Nol Kilometer Kota Pangkalpinang, Selasa malam (16/8).
Molen dalam sambutannya mengatakan, kegiatan berkumpul ini untuk melaksanakan doa bersama menyambut 77 tahun Republik Indonesia.
Malam ini dengan gelaran doa bersama ini, sangat bermakna bagi Molen, karena begitu banyak perpecahan yang yang saat ini terjadi hanya karena kepentingan politis.
"Ada tiga hal yang harus kita hadapi, kita hilangkan, dan kita pecahkan bersama yaitu pertama soal politik identitas yang seringkali dimainkan oleh segelintir orang dalam upaya memecah belah kita," ujarnya.
Kedua, lanjut Molen, perihal politisasi agama yang harus diwaspadai bersama, terutama bagaimana menjaga NKRI. Dan terakhir tentang polarisasi sosial yang dimana dimainkan isu soal si kaya dan si miskin, raja dan rakyat jelata yang selalu dimainkan guna memecah belah persatuan dan kesatuan di Negara Republik Indonesia, khususnya di Kota Pangkalpinang.
“Kita yakin dan percaya bahwa Bangka Belitung, terkhusus di Pangkalpinang ini terkenal dengan fangin thongin jitjong yakni kebersamaan diatas perbedaan,” kata Molen.
Dirinya mengatakan, tepat di depan tempat doa bersama ini akan dibangun Masjid Agung Kubah Timah yang akan bersebelahan dengan gereja, tak jauh dari pusat kota juga terdapat Kelenteng yang berada di Simpang Semabung.
"Ini akan menjadi ikon keberagaman umat beragama kita. Untuk itu mari tunjukkan kepada di Indonesia bahkan dunia bahwa Bangka Belitung ini adalah daerah dengan penuh kebersamaan, kenyamanan, saling menghormati, dan saling menghargai," ujar Molen.
Tak lupa ia mengajak untuk rapatkan barisan, menjaga dari sesuatu yang memecah belah dengan cara menggunakan konflik SARA di Kota Beribu Senyuman ini.
“Mari kita bersatu dan bersama hadapi setiap potensi yang bisa memecah belah kita. Tunjukkan kalau Bangka Belitung khususnya Pangkalpinang adalah kota yang cinta damai," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022
Molen dalam sambutannya mengatakan, kegiatan berkumpul ini untuk melaksanakan doa bersama menyambut 77 tahun Republik Indonesia.
Malam ini dengan gelaran doa bersama ini, sangat bermakna bagi Molen, karena begitu banyak perpecahan yang yang saat ini terjadi hanya karena kepentingan politis.
"Ada tiga hal yang harus kita hadapi, kita hilangkan, dan kita pecahkan bersama yaitu pertama soal politik identitas yang seringkali dimainkan oleh segelintir orang dalam upaya memecah belah kita," ujarnya.
Kedua, lanjut Molen, perihal politisasi agama yang harus diwaspadai bersama, terutama bagaimana menjaga NKRI. Dan terakhir tentang polarisasi sosial yang dimana dimainkan isu soal si kaya dan si miskin, raja dan rakyat jelata yang selalu dimainkan guna memecah belah persatuan dan kesatuan di Negara Republik Indonesia, khususnya di Kota Pangkalpinang.
“Kita yakin dan percaya bahwa Bangka Belitung, terkhusus di Pangkalpinang ini terkenal dengan fangin thongin jitjong yakni kebersamaan diatas perbedaan,” kata Molen.
Dirinya mengatakan, tepat di depan tempat doa bersama ini akan dibangun Masjid Agung Kubah Timah yang akan bersebelahan dengan gereja, tak jauh dari pusat kota juga terdapat Kelenteng yang berada di Simpang Semabung.
"Ini akan menjadi ikon keberagaman umat beragama kita. Untuk itu mari tunjukkan kepada di Indonesia bahkan dunia bahwa Bangka Belitung ini adalah daerah dengan penuh kebersamaan, kenyamanan, saling menghormati, dan saling menghargai," ujar Molen.
Tak lupa ia mengajak untuk rapatkan barisan, menjaga dari sesuatu yang memecah belah dengan cara menggunakan konflik SARA di Kota Beribu Senyuman ini.
“Mari kita bersatu dan bersama hadapi setiap potensi yang bisa memecah belah kita. Tunjukkan kalau Bangka Belitung khususnya Pangkalpinang adalah kota yang cinta damai," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022