Penulis tetralogi Laskar Pelangi Andrea Hirata meluncurkan novel terbaru miliknya yang berjudul Brianna and Bottomwise.
Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu, novel itu merupakan novel ke-14 miliknya yang berkisah tentang petualangan gitar Vintage Sunburst 1960 dari Freshno, California hingga Kampung Ketumbi di Pulau Senyap, Sumatera.
Gitar yang tergores tanda tangan dari Bapak dari Segala Bapak Gitaris Rock, Legenda Rock Mati Muda itu mengalami perjalanan panjang dari flea market ke pasar smokel (pasar selundupan). Dan berpindah tangan dari musisi rock tingkat dunia ke bujang penjual tauco bertelinga kuali yang selalu merasakan keterkaitan dengan musik.
Brianna and Bottomwise pertama ditulisnya dalam bahasa Inggris dan akan diterbitkan di luar Indonesia dengan judul yang sama. Ini juga akan menjadi novel pertama dwilogi Brianna dan Bottomwise.
Kisah dalam novel itu dipengaruhi oleh pengalaman pribadi Andrea Hirata selaku penghobi bunyi-bunyian dan musisi yang disebutnya dengan istilahnya sendiri: pra-amatir.
Novel ini juga berdasarkan book tour untuk novel pertamanya, The Rainbow Troops, saat menjadi pengarang di IWP, University of Iowa. Book tour yang membawanya berkelana dari kota ke kota di Amerika mulai dari ujung pantai barat hingga ke ujung pantai timur, Kanada, dan Meksiko. Termasuk ke Mark Twain Museum, Hannibal, Missouri, yang kemudian menginspirasinya untuk mendorong minat baca di Tanah Air dengan mendirikan Museum Kata Andrea Hirata di Pulau Belitong.
Tidak hanya menikmati petualangan menegangkan, pembaca juga akan hanyut terbawa perjuangan orang-orang mempertahankan orkes Melayu. Beragam musik dibunyikan dalam novel ini, mulai dari irama Melayu Semenanjung, rebana, hadrah, qasidah, hingga hentakan-hentakan staccato funk rock. Andrea merasa tertantang untuk menggarap tema yang menurutnya paling sulit dalam menulis fiksi, yakni musik.
Sebuah karya teks baru yang segar di tengah gempita konten hiburan digital adalah oase yang menyegarkan. Melalui karya Brianna dan Bottomwise yang jenaka dan plot cerita yang membetot perhatian pembaca khas Andrea Hirata, dunia teks tengah berkisah, bahwa ada permata tersembunyi menunggu di balik lembaran halaman buku. Mari kita serbu, kawan!, kata CEO Bentang Pustaka, Salman Faridi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022
Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu, novel itu merupakan novel ke-14 miliknya yang berkisah tentang petualangan gitar Vintage Sunburst 1960 dari Freshno, California hingga Kampung Ketumbi di Pulau Senyap, Sumatera.
Gitar yang tergores tanda tangan dari Bapak dari Segala Bapak Gitaris Rock, Legenda Rock Mati Muda itu mengalami perjalanan panjang dari flea market ke pasar smokel (pasar selundupan). Dan berpindah tangan dari musisi rock tingkat dunia ke bujang penjual tauco bertelinga kuali yang selalu merasakan keterkaitan dengan musik.
Brianna and Bottomwise pertama ditulisnya dalam bahasa Inggris dan akan diterbitkan di luar Indonesia dengan judul yang sama. Ini juga akan menjadi novel pertama dwilogi Brianna dan Bottomwise.
Kisah dalam novel itu dipengaruhi oleh pengalaman pribadi Andrea Hirata selaku penghobi bunyi-bunyian dan musisi yang disebutnya dengan istilahnya sendiri: pra-amatir.
Novel ini juga berdasarkan book tour untuk novel pertamanya, The Rainbow Troops, saat menjadi pengarang di IWP, University of Iowa. Book tour yang membawanya berkelana dari kota ke kota di Amerika mulai dari ujung pantai barat hingga ke ujung pantai timur, Kanada, dan Meksiko. Termasuk ke Mark Twain Museum, Hannibal, Missouri, yang kemudian menginspirasinya untuk mendorong minat baca di Tanah Air dengan mendirikan Museum Kata Andrea Hirata di Pulau Belitong.
Tidak hanya menikmati petualangan menegangkan, pembaca juga akan hanyut terbawa perjuangan orang-orang mempertahankan orkes Melayu. Beragam musik dibunyikan dalam novel ini, mulai dari irama Melayu Semenanjung, rebana, hadrah, qasidah, hingga hentakan-hentakan staccato funk rock. Andrea merasa tertantang untuk menggarap tema yang menurutnya paling sulit dalam menulis fiksi, yakni musik.
Sebuah karya teks baru yang segar di tengah gempita konten hiburan digital adalah oase yang menyegarkan. Melalui karya Brianna dan Bottomwise yang jenaka dan plot cerita yang membetot perhatian pembaca khas Andrea Hirata, dunia teks tengah berkisah, bahwa ada permata tersembunyi menunggu di balik lembaran halaman buku. Mari kita serbu, kawan!, kata CEO Bentang Pustaka, Salman Faridi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022