Produksi ikan hasil tangkapan nelayan yang melakukan pembongkaran di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sungailiat Bangka Provinsi Kepulauan tercatat mencapai 2.790 ton atau senilai Rp70,6 miliar lebih.

"Volume produksi sebanyak 2.790 ton atau senilai Rp70,6 miliar lebih tersebut terhitung dari Januari sampai akhir Agustus 2022," kata Sub Koordinator Operasional Pelabuhan PPN Sungailiat Purwanti di Sungailiat, Minggu.

Produksi ribuan ton ikan dengan berbagai jenis itu, kata dia, berasal dari 3.563 pembongkaran ikan hasil tangkapan di pelabuhan perikanan dengan jenis alat tangkap pancing, payang, jaring hanyut, jaring tetap, mini purseseine dan alat tangkap bubu.

"Ditargetkan produksi ikan hasil tangkapan nelayan Sungailiat yang mendaratkan di pelabuhan Sungailiat hingga akhir Desember 2022 mencapai 4.900 ton atau senilai lebih dari Rp123 miliar," kata dia.

Menurut dia, produksi ikan hasil tangkapan nelayan ditentukan oleh kondisi musim atau cuaca di perairan laut. Jika gelombang pasang yang biasanya disertai angin kencang, maka berdampak pada kurangnya hasil tangkapan.

"Saat gelombang pasang, hasil tangkapan ikan nelayan berkurang bahkan ada sebagian nelayan yang sengaja tidak melaut," katanya.

Namun, ia mengakui, kondisi pintu muara Air Kantung yang menjadi jalur utama kapan nelayan masuk ke pelabuhan saat ini mengalami penangkalan, sehingga sebagian nelayan terpaksa pindah tempat yang lebih lancar untuk melakukan pembongkaran ikan hasil tangkapan.

Tersisa beberapa bulan ke depan sampai akhir 2022, ia berharap target ikan hasil tangkapan dapat tercapai, meskipun setiap bulan nelayan dihadapkan dengan musim terang bulan dimana kapal dengan alat tangkap jaring umumnya berkurang hasil pendapatan.

Pewarta: Kasmono

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022