Koba (Antara Babel) - Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung akan menggunakan pola rekayasa genetika untuk mereboisasi hutan kawasan lindung yang terbakar.
"Rencana pada 2016 kami akan menggunakan rekayasa genetika untuk memulihkan kembali hutan kawasan lindung yang terbakar," kata Kepala Badan Lingkungan Hidup Bangka Tengah, Ali Imron di Koba, Jumat.
Ia menjelaskan, reboisasi dengan pola rekayasa genetika akan mempercepat pertumbuhan pohon sehingga pemulihan hutan juga lebih cepat.
"Hutan kawasan yang terdapat di jantung Kota Koba itu memiliki luas 134 hektare dan sudah rusak karena terbakar pada musi kemarau," ujarnya.
Ia mengatakan, hutan tersebut merupakan paru-paru Koba yang sangat besar manfaatnya bagi kehidupan manusia dan kelangsungan hidup hewan yang ada di dalam hutan tersebut.
"Rekayasa genetika memegang peranan penting dalam merubah susunan genetika makhluk hidup sesuai dengan keperluan manusia di masa kini," jelasnya.
Ia mengatakan, rekayasa genetika (transgenik) atau juga lebih dikenal dengan Genetically Modified Organism (GMO) memanipulasi gen untuk mendapatkan galur baru dengan cara menyisipkan bagian gen ke tubuh organisme tertentu.
"Hanya dengan pola seperti ini untuk bisa memulihkan kembali kawasan lindung Koba dan mengembalikan habitat puluhan spesies hewan yang hidup di dalam hutan tersebut," ujarnya.
Ia juga meningatkan warga tidak bercocok tanam di hutan kawasan lindung yang sudah terbakar tersebut.
"Tidak boleh bercocok tanam di hutan tersebut dan kami sudah memasang spanduk larangan memanfaatkan hutan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015
"Rencana pada 2016 kami akan menggunakan rekayasa genetika untuk memulihkan kembali hutan kawasan lindung yang terbakar," kata Kepala Badan Lingkungan Hidup Bangka Tengah, Ali Imron di Koba, Jumat.
Ia menjelaskan, reboisasi dengan pola rekayasa genetika akan mempercepat pertumbuhan pohon sehingga pemulihan hutan juga lebih cepat.
"Hutan kawasan yang terdapat di jantung Kota Koba itu memiliki luas 134 hektare dan sudah rusak karena terbakar pada musi kemarau," ujarnya.
Ia mengatakan, hutan tersebut merupakan paru-paru Koba yang sangat besar manfaatnya bagi kehidupan manusia dan kelangsungan hidup hewan yang ada di dalam hutan tersebut.
"Rekayasa genetika memegang peranan penting dalam merubah susunan genetika makhluk hidup sesuai dengan keperluan manusia di masa kini," jelasnya.
Ia mengatakan, rekayasa genetika (transgenik) atau juga lebih dikenal dengan Genetically Modified Organism (GMO) memanipulasi gen untuk mendapatkan galur baru dengan cara menyisipkan bagian gen ke tubuh organisme tertentu.
"Hanya dengan pola seperti ini untuk bisa memulihkan kembali kawasan lindung Koba dan mengembalikan habitat puluhan spesies hewan yang hidup di dalam hutan tersebut," ujarnya.
Ia juga meningatkan warga tidak bercocok tanam di hutan kawasan lindung yang sudah terbakar tersebut.
"Tidak boleh bercocok tanam di hutan tersebut dan kami sudah memasang spanduk larangan memanfaatkan hutan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015