Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan penyakit demam berdarah dengue (DBD di daerah itu hingga Agustus 2022 mencapai 229 kasus, yang tersebar di beberapa wilayah kecamatan.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Nora Sukma Dewi di Sungailiat, Jumat mengatakan angka DBD mencapai 229 kasus tersebut terhitung dari Januari sampai akhir Agustus 2022.
Menurutnya, data kasus DBD tahun 2022 mengalami peningkatan dibanding tahun 2020 sebanyak 119 kasus dan tahun 2021 sebanyak 149 kasus, bahkan akibat sebaran DBD angka kematian tahun 2022 mencapai empat orang.
"Sampai saat ini diketahui empat orang akibat DBD meninggal dunia berasal dari Kecamatan Puding Besar, Kecamatan Riau Silip, Belinyu dan Kecamatan Sungailiat," katanya.
Untuk mencegah dan mengendalikan sebaran penyakit DBD akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti, kata Nora Sukma Dewi, pihaknya memperkuat kerja sama lintas sektoral termasuk juga memberdayakan masyarakat sebagai kader juru pemantau jentik di lingkungan rumah masing - masing, pemberantasan sarang nyamuk, pemberian serbuk abate serta penyemprotan atau fogging.
Sementara Ketua Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Kabupaten Bangka Boy Yandra mengatakan, pihaknya mendukung dalam upaya pencegahan dan pengendalian DBD.
"Kami ikut berperan membantu pemerintah daerah dalam pencegahan DBD dengan melakukan sosialisasi dan edukasi kepada pelajar dan guru tingkat SMP dan SLTA," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Nora Sukma Dewi di Sungailiat, Jumat mengatakan angka DBD mencapai 229 kasus tersebut terhitung dari Januari sampai akhir Agustus 2022.
Menurutnya, data kasus DBD tahun 2022 mengalami peningkatan dibanding tahun 2020 sebanyak 119 kasus dan tahun 2021 sebanyak 149 kasus, bahkan akibat sebaran DBD angka kematian tahun 2022 mencapai empat orang.
"Sampai saat ini diketahui empat orang akibat DBD meninggal dunia berasal dari Kecamatan Puding Besar, Kecamatan Riau Silip, Belinyu dan Kecamatan Sungailiat," katanya.
Untuk mencegah dan mengendalikan sebaran penyakit DBD akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti, kata Nora Sukma Dewi, pihaknya memperkuat kerja sama lintas sektoral termasuk juga memberdayakan masyarakat sebagai kader juru pemantau jentik di lingkungan rumah masing - masing, pemberantasan sarang nyamuk, pemberian serbuk abate serta penyemprotan atau fogging.
Sementara Ketua Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Kabupaten Bangka Boy Yandra mengatakan, pihaknya mendukung dalam upaya pencegahan dan pengendalian DBD.
"Kami ikut berperan membantu pemerintah daerah dalam pencegahan DBD dengan melakukan sosialisasi dan edukasi kepada pelajar dan guru tingkat SMP dan SLTA," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022